PADANG — Sebuah video kekerasan terhadap perempuan kembali memicu kemarahan publik. Dalam rekaman video berdurasi 31 detik yang diunggah akun Instagram @kabarpadang, terlihat jelas seorang perempuan menjadi korban pemukulan oleh seorang laki-laki di muka umum, disaksikan sejumlah rekan laki-laki pelaku pemukulan.

Video tersebut diberi judul tajam: “Masih layakkah dia disebut jantan?” dan hingga kini telah ditonton lebih dari 65.500 kali.

Aksi keji ini disebut terjadi di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) persisnya di kawasan Simpang Haru, depan Mie Gacoan. 

Dalam video, awalnya terlihat cekcok antara korban dengan sekelompok laki-laki. Namun secara mengejutkan, salah satu di antaranya langsung melayangkan pukulan ke arah korban, sementara pria lainnya hanya berdiri dan menyaksikan tanpa mencoba melerai. 

Kejadian itu sontak mengundang gelombang kecaman dari netizen, yang menyebut aksi tersebut sebagai tindakan pengecut dan tidak beradab. Banyak pengguna media sosial menuntut agar pelaku segera diidentifikasi dan ditindak tegas oleh pihak kepolisian.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian mengenai identitas pelaku maupun korban dalam video tersebut. Namun tekanan publik semakin kuat agar aparat bertindak cepat untuk mengusut tuntas kasus ini dan menegakkan keadilan bagi korban.

“Jangan sampai ini jadi normal. Harus ada efek jera,” tulis salah satu warganet di kolom komentar unggahan video tersebut.

Dalam komentar yang lain salah seorang warganet mengatakan “ Kok apo bana salah nan padusi tu ndak patuik diperlakukan kayak gitu doh , saindaknyo nan manonton tu malarai, ko indak nyo bahe diam se, kuduang selah cin*n*t kalian tu lai , agihan ka anjiang “

Kasus ini juga menjadi peringatan serius bagi para orang tua dan lingkungan sekitar untuk lebih mengawasi pergaulan anak-anak muda, baik di ruang fisik maupun di dunia digital. Kekerasan dalam pergaulan remaja dan dewasa muda kini makin sering terjadi di ruang publik tanpa rasa takut akan konsekuensi hukum.

Pemerhati sosial dan perlindungan perempuan di Padang, Yuni Desmita, menyayangkan insiden tersebut dan menilai bahwa budaya membiarkan kekerasan terjadi di depan mata harus segera dihentikan.

“Kita perlu pendidikan empati, bukan hanya etika. Diam saat melihat kekerasan juga adalah bentuk pembiaran,” ujarnya.

Kini masyarakat menanti langkah tegas dari Kepolisian Daerah Sumatera Barat dan jajaran Polresta Padang untuk segera mengusut dan menangkap pelaku, agar tidak ada lagi ruang bagi kekerasan terhadap perempuan di kota ini.

#put/edo




 
Top