Diduga kebun sawit yang merupakan aset nagari itu telah dipanen tanpa izin oleh mantan perangkat nagari berinisial AD.
Warga setempat, kepada awak media, Senin (14/4/2025), mengungkapkan bahwa AD telah berulang kali memanen tandan buah segar (TBS) sawit dari lahan TKD selama dua bulan terakhir.
Informasinya, hasil panen itu kemudian dijual ke salah satu peron (pengepul sawit) di daerah Nagari Aia Gadang Barat.
AD ketika dikonfirmasi awak media mengakui telah melakukan pemanenan. Ia berdalih memiliki surat izin dari Bupati Pasbar untuk mengambil hasil sawit tersebut. Namun, seperti dilansir dari ketik.co.id, pernyataan itu disampaikan dengan nada tinggi dan terkesan menantang.
“Hari ini baru saya panen. Kalau saya panen, memang kenapa? Saya punya surat dari bupati untuk panen sawit ini. Kalau mau diberitakan, silakan,” ujarnya ketus.
Pernyataan itu langsung dibantah oleh Bupati Pasaman Barat, H. Yulianto. Ia menegaskan tidak pernah memberikan izin atau surat tugas kepada siapa pun untuk memanen sawit di lokasi tersebut.
Belum ada keterangan resmi dari Dinas Perkebunan Pasbar meskipun upaya konfirmasi telah dilakukan awak media melalui sambungan telepon dan pesan WhatsApp.
Temuan ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Warga khawatir pengelolaan aset nagari yang tidak transparan justru akan menimbulkan konflik dan merugikan kepentingan publik.
Mereka mendesak agar instansi terkait segera mengambil langkah tegas untuk menertibkan pemanfaatan TKD, sehingga tanah milik bersama itu dapat dikelola secara adil dan memberikan manfaat bagi seluruh warga.
#ktk/bin
