PADANG -- Aminur Rahman, penyair terkenal dari Bangladesh yang juga konsultan banyak iven sastra dan seni budaya dunia -- termasuk untuk International Minangkabau Literacy Festival (IMLF)--, akan ikut demo memasak bersama Chef Liza Zainol, pemenang chef terbaik dunia yang tercatat dalam Guinness Book Record 2023.

Aminur kelihatan sangat antusias ketika tahu Liza Zainol, seorang chef profesional selebriti Malaysia, akan demo memasak. Jiwa memasaknya langsung terpanggil untuk memeriahkan IMLF ke-3.

“IMLF adalah inisiatif yang sangat baik untuk mempromosikan budaya Minangkabau ke dunia. Pada IMLF pertama dan kedua, sudah terbukti kemampuan dan kredibilitas panitia. IMLF ketiga sudah dekat. Ada 24 negara yang terdiri dari penulis, akademisi, penyair kreatif yang sangat hebat akan menghadiri festival yang akan diselenggarakan dari tanggal 8 hingga 12 Mei ini. Saya yakin festival ini akan melebihi ekspektasi kita. Apalagi selain seminar dan diskusi sastra delegasi juga akan membaca puisi serta disuguhi pertunjukan seni tradisi, pameran buku dan kuliner minang. Dalam konteks itu saya juga akan mendemonstrasikan memasak ala Bangladesh. Dan saya yakin, para peserta akan membawa kembali perasaan luar biasa dan menyebarkan berita ke seluruh dunia. Saya berharap mereka semua sukses,” tulis Aminur dalam pesan WA-nya kepada ketua IMLF, Sastri Bakry.

Penyair multi talenta

Aminur Rahman memang seorang yang multi talenta. Selain dikenal sebagai penyair, ia juga dikenal sebagai editor di The Dhaka Review, Kabikantha. Ia juga seorang pemain gitar handal dan memperoleh Diploma on Hawiian Guitar dari BAFA.

Ia juga seorang pelukis, penulis lirik lagu, penulis novel dan juga aktif di Pramuka Dunia. Meski ia ahli memasak, ia sering menyebut dirinya sebagai chef amatir. Karena memasak baginya hanya sebagai hobi, bukan untuk mencari uang. Sumber uangnya dari profesinya sebagai Pharmacist dan sebagai pemimpin perusahaan multinasional Bangladesh.

Aminur juga tercatat pernah menjadi dewan direksi bank besar di Bangladesh.

Saat ini ia dianggap sebagai salah satu penyair paling terkenal di luar negeri Bangladesh. Ia telah menerbitkan enam kumpulan puisi dalam bahasa Bangla.

Karyanya telah diterjemahkan ke lebih dari dua puluh lima bahasa dan memiliki buku puisi dalam bahasa Inggris (4), Spanyol (3), Jerman, Jepang, Mongolia (chapbook), Arab, Cina, Bahasa Melayu, Rusia dan Perancis. Dia adalah seorang penulis dan kritikus seni terkenal dan memiliki tiga buku prosa sebagai penghargaannya.

Sebagai penerjemah ulung, dia telah menerjemahkan 12 buku puisi dan mengedit beberapa majalah dan buku puisi termasuk antologi puisi dan cerita pendek .

Sebagai penulis undangan, Aminur Rahman telah membaca karyanya di seluruh dunia di berbagai festival seni dan sastra internasional, universitas, dan tempat kebudayaan. Dia telah mewakili Bangladesh dalam Festival Puisi di Kolombia, Malaysia, Mongolia, India, Irak, Jepang, Sri Lanka, Spanyol, Nikaragua dan lain-lain.

Ia dianugerahi Medali Emas Chinggish Khaan (2006), Heaven Horse Award (2015) di Mongolia, Numera Penghargaan Sastra Dunia (2016) di Malaysia, Penghargaan Kontribusi untuk Puisi Internasional (2016) di Taiwan, Penghargaan Penyair Dinesh Das (2019) di India, Penghargaan Menada (2019) di Makedonia, Penghargaan Ksatria Emas (2022)

“Kehadiran Aminur adalah kebanggaan panitia, menambah semarak dan bergengsinya IMLF . Aminur lah yang memandu kita sejak IMLF pertama, ia sangat membantu kesuksesan acara IMLF terutama akses undangan untuk penyair- penyair dunia dan mengkurasi pembicara dan menetapkan pemenang IMLF Cultural Literacy Award tahun 2025,” ujar Armaidi Tanjung, sekretaris panitia The 3rd IMLF, di sekretariat Satupena Sumbar, baru-baru ini. (*)



 
Top