Puisi roso titi sarkoro
jalan basah merayap menyadap gelap
perjalanan pulang petang betapa senyap
gerimis menyisir tepi sunyi
tak mudah kutempuh serasa jauh
rindu menjelma peluru
meledak menghunjam jantung paru-paru
belum sampai tangan menggapai
mengetuk pintu tersekat tirai
batas hitam putih berbalut kabut
rinai gerimis bergegas menjemput malam
bulan sabit melindap susut
kelam tajam memenggal sajak tak selesai
sepenggal akhir perjalanan menyisir garis takdir
melalang dunia hanya tamasya belaka
berselancar berburu gurau dengan gelombang
sebelum menepi ke sisi sayap sepi
perolehan perburuan yang kaudapati
akan dibaca pada panggung akbar terbuka
kapan di mana dan bagaimana
tak seorang pun mampu menguak
genggam gelap terkunci tanda tanya
hanya yang berpikir jalan pulang
akan mengejar bukan sekadar
bulir tasbih akan mengetuk tabir akhir
***
1 Maret 2025