Rita Mf Jannah

Pengamat Politik Internasional


BENTROKAN emosi Zelensky dan Trump real atau reka adegan politis demi permainan catur geopolitik tingkat tinggi?”

Zelensky, Presiden Ukraina yang sedang perang mati-matian melawan Rusia, jelas memerlukan sokongan penuh dari Amerika.

Sementara Trump, Presiden AS saat ini, yang berhasil comeback setelah mengalahkan Biden di Pilpres 2024, punya rekam jejak pro-Rusia dan sering sinis soal bantuan ke Ukraina.

Jadi, pertemuan mereka sudah panas duluan, apalagi di tengah kampanye Trump yang ingin menonjolkan dirinya sebagai “pembawa perdamaian” (dengan cara menghentikan bantuan ke Ukraina).

Berantem atau Rekayasa?

Beberapa laporan media menyebutkan pertemuan keduanya berlangsung tegang. Ada isu mereka saling sindir keras, bahkan Zelensky kabarnya diusir secara halus dari ruangan setelah diskusi mentok di titik panas: uang bantuan dan nasib Ukraina.

Dalam dunia politik, apalagi yang melibatkan nama sebesar Trump dan Zelensky, apa pun bisa menjadi panggung drama.

Ada beberapa kemungkinan yang bisa kita analisis:

Berantem Beneran:

Trump memang dikenal blak-blakan. Kalau dia merasa Zelensky ngotot minta dana, sementara Trump mau pencitraan sebagai “sang penyelamat kas Amerika”, bisa saja terjadi clash.

Zelensky juga telah lelah menghadapi janji-janji kosong. Kalau dia meledak emosi, ya manusiawi. Jadi, ini skenario asli yang penuh tensi.

Rekayasa Politik Terencana:

Bisa jadi ini diskenariokan sebagai “fake fight” untuk membuat Putin, Xi Jinping, atau Khamenei salah strategi.

Ketika dunia mengira AS dan Ukraina pecah kongsi, Rusia bisa lebih longgar, santai, lalu pas lengah — jebret! Serangan balik dilancarkan.

Di sisi lain, Trump dapat memanfaatkan momen ini untuk menjual narasi ke pendukungnya bahwa dia tegas soal uang pajak rakyat, sementara Zelensky bisa mainkan kartu “martir internasional yang ditinggal sekutu”.

Permainan Dalam Negeri AS:

Trump juga bisa sengaja membuat drama ini untuk menembak Biden. Dia ingin menunjukkan bahwa bantuan Biden ke Ukraina sia-sia sebab tidak mampu membuat hubungan mereka harmonis.

Zelensky di sisi lain bisa memanfaatkan hal ini untuk mencari simpati global, bahwa “tanpa bantuan, kami hancur.”

So, Apa Kesimpulannya?

Kalau kita melihat rekam jejak Trump yang suka drama panggung politik, saya cenderung curiga ini bukan berantem tulus, tapi lebih ke reka adegan politis untuk bermain catur geopolitik tingkat tinggi.

Tapi, tetap ada potensi kalau bentrokan emosi itu real, karena dua orang ini sama-sama keras kepala dan punya kepentingan bertabrakan.

Pelajaran Pentingnya:

Politik internasional itu panggung teater paling mahal di dunia.

Jangan mudah percaya 100 persen dengan narasi media, karena semua pihak memiliki agenda masing-masing.

Di balik layar, sering kali musuh di depan kamera adalah teman ngopi di belakang layar. (*)



 
Top