Cerita Mitha Pisano
CERITA ini mengisahkan tentang seorang anak perempuan bernama Ani, yang sejak dilahirkan tidak pernah merasakan kasih sayang dari ayahnya.
Ani hidup bersama ibu, kakak perempuan, dan neneknya. Mereka hidup sangat sederhana, akan tetapi Ani selalu merasakan ada yang kurang dalam hidupnya.
“Ani, kenapa kamu selalu terlihat sedih?” tanya ibunya pada suatu hari.
“Aku sangat merindukan Ayah, Bu,” jawab Ani dengan suara pelan nyaris tak terdengar.
Ibu Ani lalu memeluknya dengan penuh kasih sayang dan berkata, “Ani, Ayahmu tidak ada, tapi ibu akan selalu ada di sini untukmu nak. Ibu akan selalu mencintai dan merawatmu nak.”
Akan tetapi, Ani tidak pernah merasa puas dengan jawaban ibunya. Dia selalu merindukan kasih sayang dari ayahnya dan merasa hidupnya sangat berbeda dari anak-anak lain.
Setelah beranjak usia dewasa, Ani sering mengalami tekanan batin karena selalu merindukan kehadiran ayahnya. Dia merasa begitu kesepian dan tidak memiliki tempat bersandar dan tidak ada tempat berbagi perasaannya.
Pada suatu hari, Ani bertemu dengan seorang pria yang bernama Rudi. Mereka menikah pada saat Ani masih berusia 19 tahun. Akan tetapi, pernikahan mereka tidaklah harmonis. Rudi yang lebih memilih membiayai keluarganya daripada membiayai anak istrinya sendiri.
“Ani, aku tidak memiliki uang untuk membiayai pendidikan anak kita,” kata Rudi suatu hari.
“Apa kamu tidak pernah peduli dengan masa depan anak kita?” tanya Ani dengan kesal.
Rudi tidak menjawab, dia hanya berlalu dan pergi meninggalkan Ani. Ani merasa sangat kesal dan merindukan kasih sayang yang sebenarnya.
Ani memiliki dua orang anak, seorang perempuan bernama Lestari dan seorang anak laki-laki bernama Budi. Lestari sudah mulai beranjak remaja dan bisa merasakan bagaimana penderitaan batin ibunya.
“Bu, aku tidak ingin ibu menderita lagi,” kata Lestari suatu hari. “Aku ingin ibu berpisah dengan Ayah.”
Ani terkejut dengan permintaan Lestari, tetapi dia juga merasa lega. Dia memutuskan untuk berpisah dengan Rudi dan memulai hidup baru.
Namun, hidup Ani tidaklah mudah. Dia menikah lagi dengan seorang pria yang bernama Toni, akan tetapi pernikahan mereka itu juga tidaklah harmonis. Toni orangnya tempramen dan suka main tangan.
“Ani, kamu tidak patuh padaku,” kata Toni pada suatu hari. “Aku tidak suka kamu seperti ini.”
Ani merasa sangat takut dan tidak tahan menerima perlakuan sadis Toni. Dia memutuskan untuk berpisah dengan Toni dan memulai hidup baru lagi.
Beberapa tahun berselang, Ani tanpa sengaja bertemu dengan kakak tingkatnya di SMP dulu, yang bernama Yudi. Mereka dulu pernah menjalin hubungan percintaan, tapi Yudi pergi begitu saja tanpa sepatah kata setelah menyelesaikan pendidikannya di SMP.
“Ani, aku minta maaf atas apa yang aku lakukan dulu,” kata Yudi suatu hari. “Aku ingin kita memulai hidup baru dengan kamu.”
Ani sangat terkejut dengan permintaan Yudi, tapi dia juga merasa lega dan bahagia. Dia memutuskan untuk memberikan kesempatan kepada Yudi dan memulai hidup baru bersamanya.
Akhirnya, Ani menemukan kasih sayang sejati dari Yudi. Mereka hidup bahagia bersama dan Ani tidak pernah merasa kesepian lagi. (*)
Kasih sayang Sejati