Drs. H. Makmur A. Syaik, M.Ag *)
SETAHUN yang lalu, saat mengakhiri Ramadan, kita semua berdoa, “Ya Allah, pertemukanlah kami kembali dengan bulan Ramadan yang akan datang.” InsyaAllah, doa itu kini terkabul. Sabtu, 1 Maret, kita akan memasuki hari pertama di bulan suci penuh kemuliaan ini. Marhaban ya Ramadan!
Bagi orang-orang beriman, kehadiran Ramadan adalah momen yang paling dinanti. Mereka telah menyiapkan diri jauh-jauh hari, sebagaimana terlihat dalam doa yang sering kita panjatkan: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan.” Doa ini bukan sekadar harapan, tetapi juga bukti cinta dan kerinduan seorang Muslim terhadap bulan yang istimewa ini.
Mengapa Ramadan begitu dirindukan? Karena bulan ini penuh keberkahan, rahmat, dan ampunan dari Allah SWT. Setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Bahkan, setiap detik yang berlalu adalah ibadah—napas orang yang berpuasa dihitung sebagai tasbih, tidurnya pun bernilai ibadah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah saw bersabda: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya. Pada bulan ini, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang terhalang dari kebaikannya, maka ia benar-benar telah terhalang dari banyak kebaikan.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
Hadis ini dengan jelas menggambarkan betapa agungnya Ramadan. Bulan ini menghadirkan berbagai keutamaan yang tidak ditemukan pada bulan lainnya. Selain itu, Allah SWT telah mewajibkan kaum beriman untuk menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, sebagaimana firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sarana penyucian jiwa. Rasulullah saw, bersabda: “Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)
Selain puasa, salah satu amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan adalah shalat tarawih. Ibadah ini dilakukan setelah shalat Isya dan termasuk sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan. Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang mengerjakan shalat (Tarawih) pada malam Ramadan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keistimewaan lainnya di bulan Ramadan adalah hadirnya Lailatul Qadr, malam penuh kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadr. Dan tahukah kamu apakah malam Lailatul Qadr itu? Malam Lailatul Qadr itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)
Untuk bertemu malam lailatul qodr ini, Rasulullah saw menganjurkan kita untuk mencarinya di sepuluh malam terakhir Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil. Dalam hadisnya, beliau bersabda: “Carilah Lailatul Qadr di sepuluh malam terakhir, di malam-malam ganjil.” (HR. Bukhari)
Bulan Ramadan juga disempurnakan dengan kewajiban zakat fitrah sebagai bentuk penyucian diri bagi orang yang berpuasa. Rasulullah saw bersabda: “Rasulullah mewajibkan zakat fitrah sebagai penyucian bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang sia-sia dan kotor, serta sebagai makanan bagi orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat (Idul Fitri), maka itu adalah zakat yang diterima. Dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat, maka itu adalah sedekah biasa.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Oleh karena itu, mari kita songsong Ramadan dengan penuh kegembiraan dan kesiapan hati. Perbanyak amal saleh seperti sedekah, zikir, i’tikaf, tadarus Al-Qur’an, serta kajian-kajian keislaman. Sertai pula dengan tekad untuk menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah. Dengan demikian, Ramadan kali ini akan menjadi bulan penuh keberkahan, rahmat, dan ampunan bagi kita semua.
Semoga kita dipertemukan dengan Ramadan dalam keadaan sehat walafiat. Aamiin.(*)
Wallahu a’lam.
*) Wakil Ketua PWNU Lampung, Kepala Kemenag Kota Bandarlampung