Puisi Pipiet Senja


Pagi baru merebak

sudah kucium aroma pilu

nyeri sepanjang lorong itu

sosok-sosok seperti diriku

bermunculan dari kamar masing-masing

sama didorong di atas brangkar


Sekejap kami bersitatap

tanpa sapa dan tanya

seakan ingin menyembunyikan

segala nyeri tak teperi di lubuk hati


Satu demi satu turun dari brangkar

dipapah menuju kapsul untuk MRI

aku yang pertama tiba

pun dipapah susah payah


Seketika kubayangkan beginilah kiranya

saat kita dipapah untuk dihisab di alam barzah

ah, niscaya aku ngawur


Aku pun tak berdaya

dimasukkan ke kapsul

mendengung berbagai bunyian

:nguuung, nguuung, nguuung!


Kupingku serasa robek

namun aku tàhan demi ingin tahu

ada apa di tubuhku

hingga nyeri sepanjang hari

sesak dan tensi tinggi


Wahai, ya Robb

hamba serahkan semuanya kepada-Mu

perlahan mataku pun tertutup

dan kian tertutup

untuk meraih asa dan hikmah-Nya

apapun keputusan-Mu

hamba terima ikhlas


Lahaola wala quwwata

Sepanjang lorong pagi itu

ternyata masih kususuri


Kutatap langit biru

Jernih tiada awan gemawan

Alhamdulillah


RSUI, 18 September 2024


@hatipena 




 
Top