Prosa Fiksi Warsit MR
Kabar laut Banten dipagar dengan bambu, menyebar sampai pantai selatan.
Ontran-ontran pengaplingan laut di kawasan pantai Banten dan sekitarnya, bau busuknya tercium oleh penguasa pantai selatan, Nyi Roro Kidul.
Mencium bau apak itu Nyi Roro Kidul yang konon sebagai penjaga laut selatan menjadi murka. Khawatir bila para manusia rakus di laut Banten pindah haluan ke laut selatan.
Sebab beberapa minggu terakhir ini sudah ada utusan dari pantai utara yang sempat sowan kepada Nyi Roro Kidul.
Utusan itu bernama Dadungawuk. Tujuannya untuk mengadakan survei di senenanjung pantai selatan. Mulai dari pantai Ndrini, Baron, Kukup, dan pantai Indrayanti yang terkenal indah dan memesona itu.
Belum puas sampai di situ. Dadungawuk akan melanjutkan surveinya hingga bagian timur pantai selatan yakni, pantai Krakal hingga pantai Siung.
Tujuan survei si Dadungawuk tiada lain adalah untuk mengumpulkan data. Adakah peluang di kemudian hari untuk membuat tembok bambu di pantai selatan?
Meski sudah diperingatkan oleh Nyi Roro Kidul, Dadungawuk tak mengindahkannya.
Di tengah perjalanan menuju pantai Siung, Dadungawuk dihentikan oleh pemuda bajang berambut gimbal, bernama Kemamang. Ia adalah utusan Nyi Roro Kidul.
Kemamang mendapat mandat untuk menghentikan niat jahat si Dadungawuk. Tetapi Dadungawuk bergeming. Sebagai utusan Raja Tekek, ia bersikeras untuk menjalankan misinya. Sebab bila misinya sampai gagal, ia akan menerima hukuman dipenggal lehernya oleh Raja Tekek.
Merasa diremehkan oleh Dadungawuk, Kemamang tersinggung. Terlebih ia merasa di pihak yang benar. Sebagai penerima mandat penuh dari Nyi Roro Kidul, Kemamang mengangkangi pantai selatan.
Terjadi bersitegang antara Dadungawuk dengan Kemamang. Pertikain fisik tak bisa terelakkan. Keduanya saling pukul, dorong, dan tendang. Bahkan keduanya saling mengeluarkan kekuatan tenaga dalam. Mereka berdua bergumul dan berguling-guling di atas pasir. Senjata mereka saling benturan hingga mengeluarkan suara yang mengerikan.
Melihat patih Kemamang semakin terdesak, Nyi Roro Kidulpun bertindak cepat.
Dengan sekali tiupan aji-aji bayu segunung, Dadungawuk terlempar hingga ke tengah samudra, dan tubuhnya hilang ditelan ombak pantai selatan.
Nyi Roro Kidul berpesan kepada segenap pengikut raja Tekek yang saat ini sedang nenjarah pantai Banten. Agar tidak berlaku bodoh dengan cara mengapling lautan. Apa lagi berani coba-coba mengapling pantai selatan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. “Akan kau buat kalian menjadi nasi aking,” ujar Nyi Roro Kidul. (*)
Semarang, 1 Februari 2025
@hatipena