Penulis: Rosadi Jamani *)
SEHARIAN ini merasa bersalah membuat followers saya banyak menangis. Gara-gara aksi heroik Mega di Korea dan cederanya Wipawee Srithong. Kali ini tak ajak ngopi sambil menikmati malam minggu sekaligus menyimak aksi Prabowo mulai menangkapi koruptor kelas kakap.
Angin perubahan mulai berhembus! Setelah sekian lama rakyat hanya disuguhi pidato berapi-api dan sumpah serapah tentang pemberantasan korupsi, kini sang Presiden Prabowo mulai menggerakkan bidaknya. Apakah ini babak baru dalam sejarah penegakan hukum, atau hanya sekadar alur klise dalam drama politik yang tiada akhir?
Baru-baru ini, Kejaksaan Agung bak Pendekar Maut dari Selatan, menghunus pedangnya dan menebas belenggu kebusukan! Seorang jenderal di medan anggaran, Isa Rachmatarwata, sang Dirjen Anggaran Kemenkeu, kini mendekam di Rutan Salemba. Kasusnya? Bukan perkara receh seperti maling ayam atau maling sandal di masjid. Ini level naga sakti! Dugaan korupsinya terkait dengan PT Asuransi Jiwasraya, yang menyedot uang negara hingga Rp 16,8 triliun!
“Wow, 16,8 triliun untuk gaji guru honorer se Indonesia, selesai tu, Bang.”
“Iya, selesai kalau tak dikorupsi lagi.” Ups maaf jadi ngelantur. Kita lanjutkan lagi, wak.
Ente tak salah dengar, Rp 16,8 triliun! Jumlah yang cukup untuk membangun pulau sendiri, atau mungkin membiayai tiga generasi keluarga tanpa perlu kerja! Kalau duit segitu dibagikan ke seluruh rakyat Indonesia, masing-masing bisa dapat mie instan sekarung dan tetap masih ada sisa buat beli cabai!
Tapi jangan senang dulu. Isa hanya satu bidak yang tumbang. Di medan tempur korupsi ini, masih banyak naga berkepala tujuh yang berkeliaran dengan jurus-jurus siluman! Sebut saja Benny Tjokrosaputro, Heru Hidayat, Hendrisman Rahim, Hary Prasetyo, Syahmirwan, dan Joko Hartono Tirto. Mereka semua sudah dijatuhi hukuman seumur hidup. Tapi, dalam dunia persilatan hukum Indonesia, hukuman seumur hidup bisa saja hanya sebatas ilusi. Siapa tahu, nanti ada babak baru dengan plot twist: “Remisi Berkah Idul Fitri”!
Kasus Jiwasraya ini ibarat naga raksasa yang mengamuk, menelan habis uang rakyat tanpa belas kasihan. Korupsi sebesar ini bukan lagi urusan maling-maling kelas teri, tapi sudah setara dengan jurus Iblis Pemusnah Negara!
Namun, satu pertanyaan besar menggelayut di benak rakyat, apakah ini benar-benar awal dari pemberantasan korupsi? Atau sekadar tontonan belaka untuk meredam amarah publik? Apakah Prabowo benar-benar akan menebas semua naga korupsi sampai ke akar-akarnya? Ataukah ini hanya episode pembuka, sebelum nanti semuanya kembali ke status quo?
Tuan-tuan dan puan-puan, mari kita tambah kopinya lagi. Sinetron korupsi ini masih panjang, dan kita semua tetaplah penonton setia yang hanya bisa berdecak kagum… atau mengelus dada. (*)
#camanewak
*) Ketua Satupena Kalbar
@hatipena