Penulis  Ramli Djafar *)


RASA bahagia pasti dicari dan didambakan setiap orang, namun tentu saja dalam hal ini berbagai peringatan yang iringi hal ini tentu haruslah juga diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Oleh sebab itu jangan sampai terjadi bahagia yang sudah didapatkan harus berakhir, karena segala peringatan yang ada diabaikan begitu saja.

Dalam hal ini ternyata berbeda cara orang dunia dan orang beriman menyikapi akan hal ini.

Rasa bahagia yang didapatkan orang dunia hanya terbatas pada hal yang secara langsung dirasakan dari yang dilakukan, namun semuanya hanya berlangsung seketika saja.

Misal: mendapatkan undian berhadiah, ucapan selamat atas keberhasilan dan lain-lain.

Sebaliknya bahagia yang didapatkan orang beriman adalah dampak dari perbuatan baik yang dilakukannya dalam hidup sesama, sehingga bahagia yang dirasakan sungguh dalam maknanya dan berlangsung selamanya.

Misal: bahagia didapat karena membantu sesama yang miskin dan menderita, bahagia didapat dalam pewartaan firman Allah walaupun sering alami penolakan-penolakan dan lain-lain.

Demikian juga halnya terkait dengan berbagai peringatan yang ada dalam kehidupan yang dijalani orang dunia dan orang beriman.

Bagi orang dunia mereka seakan tidak pedulikan hal ini, karena yang terpenting adalah mampu penuhi segala keinginan diri sekalipun lakukan berbagai macam pelanggaran-pelanggaran atau berbuat dosa.

Sebaliknya bagi orang beriman tentu akan mencermati segala hal terkait dengan peringatan ini dan tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran, karena bila hal itu dilakukan juga maka pelanggaran tersebut adalah merupakan dosa.

Allah sang pencipta ingatkan setiap umat-Nya di mana pun berada dan berkarya bahwa segala sesuatu hal yang bisa membahagiakan diri sekali pun harus alami penolakan dalam pewartaan firman-Nya tetap harus mampu dinyatakan.

Sedangkan segala hal yang terkait dengan berbagai peringatan yang tidak boleh dilakukan tentu akan ditaati dengan sepenuh hati.

Yang harus kita pahami, yakini dan imani dengan sepenuh hati, bahwa segala rasa bahagia yang diinginkan haruslah diperjuangkan dengan semaksimal mungkin, ataupun segala peringatan yang harus ditaati untuk tidak dilakukan adalah merupakan komitmen dan konsekwensi dalam menyatakan diri sebagai orang beriman yang sejati. (*)


Mari kita nyatakan. Padang, 160225


*) Penulis Religi



 
Top