Puisi Mitha Pisano
Aku tetaplah aku, tak lebih, dan tak kurang,
Bukan pula bayangan yang kau ciptakan di angan,
Bukan juga tokoh dalam kisah dongeng yang kau reka,
Aku cumalah aku, dengan segala luka dan cinta.
Aku tak pernah meminta langit merendah,
Tak pernah menuntut bintang jatuh ke pangkuan,
Tak jua berharap kau hadir seperti takdir,
Namun aku hanya ingin kau di sini, dengan cinta yang jujur.
Aku tak berharap kau mengubah dunia untukku,
Tak akan meminta kau menghapus hujan atau membendung lautan,
Aku hanya inginkan sepasang mata yang melihatku,
Tanpa ilusi, tanpa ekspektasi yang melukai.
Aku adalah aku, dengan segala ketidaksempurnaan,
Dengan semua duka yang kadang tak bisa kusembunyikan,
Dengan tawa canda yang mungkin tak selalu riang,
Dengan cinta yang tak selalu puitis, tapi akan selamanya tulus.
Jangan pernah mencintaiku karena cahaya yang kulahirkan,
Sebab cahaya itu pun bisa meredup kala ada badai,
Jangan pernah menginginkanku hanya ketika aku kuat,
Sebab aku pun rapuh dalam sunyi yang kelam pekat.
Aku tak inginkan cinta yang mendekap hanya pada saat bahagia,
Yang aku butuhkan kasih sayang yang bertahan ketika aku hancur,
Yang tetap menggenggam erat saat aku goyah,
Yang selalu di sini, meski pun dunia memaksamu untuk pergi.
Aku tidaklah sempurna, dan aku juga tak ingin menjadi sempurna,
Aku tak inginkan kau mencintaiku dengan syarat,
Sebab aku tak ingin menjadi seseorang yang harus selalu kau banggakan,
Yang aku inginkan menjadi seseorang yang bisa kau terima, apa adanya.
Aku tidaklah seindah puisi yang kau baca dalam diam,
Aku penuh dengan cela, penuh dengan cerita yang mungkin tak selamanya indah,
Namun jika kau mencintaiku, cintailah aku dengan seutuhnya,
Dengan kesabaranmu yang tak ada batas, dengan kasih sayang yang tak pernah bersyarat.
Sebab aku adalah aku,
Tak lebih, dan tak kurang,
Hanya jiwa yang mengharapkan satu hal,
Cinta yang tak pernah berpura-pura, cinta yang tak pernah meminta aku menjadi selain diriku.(*)
Perjalanan yang diiringi hujan.
Jakarta 30 Maret 2023
Adalah aku Aku
@hatipena