JAKARTA -- Bankir menilai rencana Presiden Prabowo Subianto menghapuskan utang 6 juta debitur usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM) akan memberikan peluang berupa potensi tambahan nasabah bagi industri perbankan.
Direktur Keuangan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Ade Cahyo Nugroho menyatakan jika rencana penghapusan utang UMKM terealisasi, maka hal itu akan membuka peluang masuknya nasabah baru bagi perbankan untuk menggunakan produk-produk perbankan.
Namun, ia juga menekankan bahwa tingkat pengembalian kredit yang sudah dihapus buku di perbankan memang cukup kecil, sehingga sulit untuk dilakukan perubahan.
Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan perbankan adalah memberikan kesempatan pada debitur tersebut untuk dapat memiliki akses ke perbankan dan dilakukan penyaringan ulang sesuai ketentuan yang berlaku.
“Blacklist [daftar hitam] ini sifatnya selamanya, jadi saya rasa ini niat baik dari presiden baru kita untuk membuka kesempatan bagi mereka punya akses ke perbankan,” kata Ade dalam Indonesia Industry Outlook 2025 Conference, disiarkan secara daring Kamis (24/10/2024).
“Kan ga semuanya yang pernah macet di masa lalu saat ini adalah nasabah yang jelek, jadi buat bank ini potensi bagus. Dulu ada sejumlah konsumen tak bisa ke bank karena blacklist, ini sekarang jadi bisa,” lanjut Ade.
Ade juga berpandangan bahwa bank-bank pasti memiliki mekanisme tertentu dalam menyetujui pengajuan kredit yang diajukan nasabah. Dengan demikian, dirinya menegaskan rencana penghapusan kredit 6 juta debitur sektor UMKM merupakan potensi baru bagi bank.
Ade turut membenarkan alasan di balik rencana penghapusan utang tersebut, yakni tertutupnya akses beberapa debitur akibat masuk daftar hitam (blacklist) perbankan sebab tidak mampu membayar kredit yang diambil.
#btc/bin