JAKARTA - Studi terbaru mengungkapkan, traveling bisa menghambat penuaan. Klaim tersebut merupakan hasil studi terbaru Fangli Hu dari Edith Cowan University Australia yang dirilis Science Daily, belum lama ini.
Mengutip Forbes, Hu mengungkapkan, “Saatnya, melupakan krim malam berbahan retinol karena liburan ternyata cara terbaik baik bagi Anda dalam menghambat penuaan.”
Lebih lanjut, Fangli Hu mengungkapkan, melakukan kegiatan fisik sederhana, seperti berjalan kaki, saat liburan bisa meningkatkan metabolisme tubuh hingga mengurangi stres kronis.
Kegiatan fisik tersebut, juga meningkatkan sirkulasi darah, memperlancar pengangkutan nutrisi, meredam aktivasi berlebihan sistem kekebalan tubuh, hingga mengaktivkan sistem penyembuhan diri.
Liburan, menurut Fangli Hu, berpotensi melepas ketegangan dan kelelahan pada otot dan sendi yang membantu tubuh menjaga keseimbangan metabolisme.
“Efeknya, entropi pada organ dan jaringan tubuh tetap dalam kadar yang rendah. Inilah yang akan membantu Anda untuk tetap awet muda,” ungkapnya.
Namun begitu, Fangli Hu menegaskan, skenario di atas hanya bisa terjadi jika liburan yang Anda alami berjalan dengan baik. Sebaliknya, pengalaman tak menyenangkan selama liburan bisa membahayakan kesehatan.
Fangli Hu menjelaskan, “Membahayakan di sini misalnya, Anda menjadi khawatir berlebih, tertular penyakit menular, cedera karena kecelakaan, mengalami kekerasan, bermasalah dengan udara dan makanan setempat.”
Industri pariwisata, menurut sang penulis, berkontribusi menyebarkan virus, seperti ketika dunia mengalami pandemi COVID-19 pada 2020. Namun di saat bersamaan, traveling juga bisa menjadi ‘terapi’ kesehatan yang inovatif.
“Perlu diingat bahwa penuaan adalah proses yang tak bisa dihindari manusia. Namun, proses itu bisa diperlambat dengan cara meluangkan waktu untuk bersantai dan liburan,” ungkap Fangli Hu dalam penutup hasil studinya.
#okz/bin