Sekretaris Dinas Dukcapil Kabupaten Kaur Januar Afriko mengatakan, untuk menuntaskan perekaman e-KTP bagi pemilih pemula di kabupaten tersebut pihaknya tetap melakukan jemput bola administrasi kependudukan (jebolanduk) ke kecamatan dan desa-desa, hingga jemput bola ke sekolah-sekolah.
Namun sayangnya saat pihaknya melakukan jemput bola ke sekolah-sekolah terdapat beberapa siswa yang tidak mau dilakukan perekaman KTP dengan alasan tidak mau foto KTPnya menggunakan seragam sekolah. Dan mereka lebih memilih untuk melakukan perekaman KTP di kantor Dinas Dukcapil Kaur.
"Kita ini sebenarnya terus melakukan upaya untuk menyelesaikan perekaman terhadap 1.000 pemilih pemula tersebut terlebih di sekolah-sekolah ya, tapi kebanyakan siswa-siswa ini tidak mau melakukan rekam KTP jika menggunakan seragam sekolah, nah hal ini kan jadi membuat tidak efektif, kita target di sekolah yang bersangkutan 50 orang misal, eh pas kita datang cuma ada setengahnya yang kita dapatkan jadinya kan sayang," ungkapnya.
Maka dari itu untuk memaksimalkan perekaman KTP saat jemput bola, jika ada permintaan baik itu dari kecamatan, desa, atau sekolah, jumlah masyarakat yang akan dilakukan perekaman KTP harus lebih dari 50 orang dan titik lokasi perekaman KTP harus memiliki jaringan internet 4G.
"Memang pas hari libur sekolah atau hari Jumat itu jumlah masyarakat yang melakukan perekaman KTP meningkat, itu terdiri dari pemilih pemula dan masyarakat yang memang belum memiliki KTP," terangnya.
Selain itu, kendala lainnya yang dialami Dinas Dukcapil Kaur ialah sebagian dari pemilih pemula yang belum melakukan rekam KTP merupakan anak yang putus sekolah. Sehingga sulit untuk ditemui.
"Meski masih banyak kendala yang dialami, Dinas Dukcapil Kaur tetap optimis perekaman KTP bagi pemilih pemula tuntas sebelum hari pencoblosan," tutupnya.
#ari/bin
