Oleh: Siti Maysarah #
“DIMANA ada kemerdekaan, di situ harus ada disiplin yang kuat. Sungguh disiplin itu bersifat pribadi (self discipline), yaitu kita sendiri yang mewajibkan dengan sekeras-kerasnya. Dan peraturan yang sedemikian harus ada di dalam suasana yang merdeka”.
Kutipan masyhur tersebut berasal dari pitutur seorang Guru Bangsa, Ki Hajar Dewantara. Menariknya, esensi kemerdekaan dalam dunia pendidikan yang dimaksud semakin hari dapat diwujudkan dengan desain kurikulum yang komprehensif, fleksibel, dan relevan bagi kebutuhan zaman.
Di tengah era disrupsi digital yang semakin masif ini, kebutuhan pendidikan juga semakin besar. Kesinambungan inilah yang pada akhirnya membuat Pemerintah melakukan pelbagai upaya untuk dapat menjawab tantangan global melalui sebuah kurikulum pendidikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia telah melahirkan produk berupa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Ini merupakan suatu inovasi sekaligus terobosan baik yang sudah diresmikan pada Januari tahun 2020 lalu.
Secara fungsional, MBKM ialah bentuk transformasi sistem pendidikan tinggi di Indonesia, yang berguna untuk menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas.
Kemendikbudristek melalui keterangan resminya mengatakan jika program MBKM diharapkan mampu menjawab tantangan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan pergerakan zaman, kemajuan teknologi, tuntutan dunia usaha, dunia industri, maupun kebutuhan masyarakat.
Pengalaman Mahasiswa dalam pelaksanaan program MBKM akan berpengaruh besar terhadap kesiapan karir mahasiswa, dengan cara memastikan mereka terus menyimak perubahan dunia luar kampus selama berkuliah dan berkesempatan untuk menerapkan ilmu pada permasalahan di dunia nyata.
Animo mahasiswa mengikuti program MBKM menunjukkan angka yang signifikan. Di mana jumlah mahasiswa yang terlibat dalam program ini dari 2020 sampai dengan 2022 sebesar 241 ribu orang, sedangkan pada 2023 tercatat sebesar 257 ribu mahasiswa.
Tidak sampai di situ, jumlah Perguruan Tinggi (PT) yang menjalankan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri menurut data dari Kemendikbudristek mengalami pertumbuhan pesat. Dari 576 PT pada 2022 menjadi 921 PT pada 2023, atau tumbuh 60% dalam setahun.
Sementara itu, jumlah peminat program MBKM di Universitas Negeri Medan (UNIMED) sendiri berada dalam angka yang signifikan. Menurut data yang dihimpun, persentase mahasiswa yang mengikuti program MBKM rentang tahun 2022-2023 sebanyak 1.193 mahasiswa.
Dengan rincian 347 mahasiswa mengikuti Kampus Mengajar, 393 mahasiswa mengikuti Pertukaran Mahasiswa, 84 mahasiswa mengikuti program Magang dan Studi Independen Bersertifikat, dan 368 mahasiswa mengikuti program Kewirausahaan. Jumlah tersebut menunjukkan optimalisasi pembelajaran di luar lingkungan Perguruan Tinggi.
Upaya yang dilakukan UNIMED untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam mengikuti program MBKM salah satunya adalah melalui giat sosialisasi program pada masing-masing fakultas.
Contohnya sosialisasi program pertukaran mahasiswa dan magang industri yang dilakukan Prodi Teknik Mesin. Di Prodi ini tidak hanya mengajak mahasiswa untuk mengikuti program MBKM, namun juga menerapkan berbagai atensi lain guna mendorong perguruan tinggi dalam mencapai indikator kinerja utama.
Keterampilan praktis melalui program magang, hingga belajar mengajar didapatkan mahasiswa sebagai bekal yang nantinya akan membawa mereka dalam proses kerja yang sesungguhnya di lembaga maupun instansi tertentu. Sehingga mereka dapat mengaplikasikan teori yang dipelajari dan mengembangkan keterampilan teknis maupun soft skills.
UNIMED yang merupakan kampus pencetak tenaga pendidik, juga diwarnai animo mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar. Dari 347 mahasiswa, masing-masing dari mereka mengajar pada 21 Kabupaten/Kota.
Seperti di Aceh Singkil, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Tengah, Kota Banten, Asahan, Dairi, Deli Serdang, Humbang Hasundutan, Karo, dan wilayah lain. Sedangkan Dosen UNIMED turut ditugaskan pula di 4 Kabupaten/Kota. Di antaranya seperti Deli Serdang, Karo, Langkat, hingga Medan.
Program Kampus Mengajar menjadi atensi para mahasiswa. UNIMED juga sejauh ini telah memberikan beragam pembekalan. Hal tersebut sebagai bentuk kontribusi Perguruan Tinggi untuk mengingatkan kepada para mahasiswa bahwa mengajar juga memiliki seninya tersendiri.
Seperti apa yang pernah dikatakan Fisikawan Dunia, Albert Einstein, bahwa seni tertinggi Guru adalah membangkitkan kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan.
Praktiknya di lapangan, melalui mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UNIMED pada tahun 2024 meraih prestasi gemilang dengan memenangkan Pertandingan Kompetisi Kreativitas Mahasiswa (PKKM) Liga 1.
Di mana dalam kompetisi ini, mahasiswa PGSD UNIMED mengajar di Sekolah Cikal Amri Setu dan SDN Bambu Apus 03 Pagi yang berada di Jakarta Timur. Prestasi gemilang tersebut didapatkan, karena mahasiswa PGSD UNIMED tidak hanya mengajar di kelas, namun juga terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan program pengembangan karakter siswa.
Membawa bekal dari kampus sebagai “The Caracter Building University” ia berusaha menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan mendukung perkembangan holistik siswa.
Sementara itu melalui proyek kemitraan, mahasiswa bekerja sama dengan berbagai pihak. Seperti industri, pemerintah, atau organisasi untuk menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat.
Hal ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan karya yang relevan dengan kehidupan nyata. Mereka yang mengikuti MBKM secara tidak langsung mendapatkan gambaran bagaimana pola-pola kerja yang ada di berbagai tempat. Sehingga nanti setelah lulus, mereka mendapatkan bekal yang cukup.
# Penulis merupakan mahasiswa Unimed Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Unimed. Penulis juga aktif di organisasi Pers Mahasiswa Kreatif Unimed, saat ini menjabat sebagai Pemimpin Umum