MATARAM -- Sejumlah sekolah di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki masalah pada data pokok pendidikan (dapodik). Jumlah rombongan belajar yang keluar tidak sama dengan yang masuk. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu administrasi sekolah dan lain sebagainya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf mengatakan, sejumlah sekolah memiliki masalah pada data pokok pendidikan atau invalid. Hal ini disebabkan jumlah rombongan belajar yang masuk tidak sesuai dengan jumlah rombel yang keluar.

Salah satu contoh di SMPN 3 Mataram atau dikenal SMP Dolar di Kecamatan Ampenan, sebelumnya enam rombongan belajar keluar tetapi saat penerimaan peserta didik baru hanya terisi empat rombel. 

“Kalau tidak sesuai antara yang masuk dengan yang keluar juga menjadi masalah. Makanya dapodik mereka invalid,” terang Yusuf dikonfirmasi pada Senin (19/8/2024).

Permasalahan ini akan disampaikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar dicarikan solusi. Data pokok pendidikan yang bermasalah dikhawatirkan berdampak pada penyelesaian administrasi dan lain sebagainya.

Disdik sedang berupaya untuk mengurai jumlah siswa terutama di sekolah yang padat. Tujuanya agar terjadi pemerataan siswa di seluruh sekolah di Kota Mataram. “Kita sedang cari cara mengurai sekolah yang padat siswanya,” ujarnya.

Rencana penggabungan sekolah yang kekurangan murid telah dilakukan kajian oleh Badan Riset Daerah (Brida) Kota Mataram. Hasil kajian itu menjadi kewenganan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis untuk merilis ke publik. Selanjutnya, akan digelar diskusi terpumpun atau focus grup discussion (FGD) melibatkan akademisi, tokoh masyarakat, media massa dan lain sebagainya untuk mencarikan solusi.

Ia menyebutkan, SDN 15 dan SDN 19 Mataram mendesak untuk digabung karena kekurangan murid. “SDN 19 dan 15 Mataram harus segera digabung. Akan tetapi harus FGD untuk mencari solusi atas persoalan kekurangan murid,” jelasnya.

Kasus di SMPN 18 Mataram juga mengalami kekurangan siswa perlu dicarikan solusinya. Jumlah usia sekolah sangat kecil sehingga berpengaruh terhadap siswa yang melanjutkan jenjang pendidikan.

Dari hasil kajian dan diskusi terpumpun diharapkan memberikan solusi untuk pemerataan peserta didik di Kota Mataram. 

#scr/bin





 
Top