Kegiatan Rootsday Pencegahan Perundungan atau Anti Bullying di SMA Negeri 2 Padang pada penghujung 2021 lalu bertujuan agar di sekolah tidak ada praktik bully, sehingga tercipta lingkungan sekolah aman dan nyaman bagi pembelajaran

Oleh:
Sardjito Ibnuqoyyim

#Praktisi Pendidikan


PENDIDIKAN adalah fondasi dari kehidupan, esensi dari peradaban manusia. Setiap aspek kemanusiaan membutuhkan pendidikan. Namun, dalam praktiknya, sistem pendidikan di sekolah-sekolah masih jauh dari sempurna.

Tiga masalah utama yang merusak esensi pendidikan ini adalah intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan. Ketiga dosa besar ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan kita saat ini.

Intoleransi: Akar Masalah yang Sering Terabaikan

Intoleransi sering kali tidak dianggap sebagai masalah utama di sekolah. Namun, data dari Litbang Kompas menunjukkan bahwa 22,9 persen remaja berusia 17 tahun di 34 provinsi Indonesia tidak sepakat menerima pemimpin dari agama yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa intoleransi sudah merasuk ke dalam pikiran generasi muda kita. 

Di sekolah, intoleransi dapat memicu diskriminasi dan konflik antar siswa, yang menghambat proses belajar mengajar dan merusak keharmonisan.

Kekerasan Seksual: Aib yang Terus Menghantui

Kekerasan seksual di lingkungan sekolah adalah masalah serius yang sering kali tersembunyi. Kasus kekerasan seksual tidak hanya terjadi di sekolah umum, tetapi juga di sekolah swasta berbasis agama. Kasus-kasus ini menciptakan trauma mendalam bagi korban dan menodai citra pendidikan. 

Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa untuk belajar dan berkembang, bukan menjadi tempat yang menakutkan.

Perundungan: Luka yang Terpendam Sejak Dini

Perundungan adalah masalah yang umum terjadi di sekolah dasar. Anak-anak sering kali menjadi korban perundungan oleh teman sebayanya. Ketiadaan bagian konseling yang memadai membuat para wali kelas harus menangani kasus ini dengan upaya terbaik mereka. 

Namun, sering kali upaya ini belum cukup untuk menghentikan perundungan. Perundungan bisa meninggalkan luka psikologis yang dalam dan mempengaruhi perkembangan anak.

Mengurai Akar Permasalahan

Mencari tahu asal muasal ketiga dosa besar ini bukanlah tugas yang mudah. Namun, kita dapat melihat bahwa lingkungan sekolah adalah cerminan dari masyarakat dan negara. Jika ada masalah di sekolah, itu berarti ada masalah dalam sistem kontrol dan keseimbangan kekuasaan.

Lord Acton pernah berkata, “Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely.” Kekuasaan yang tidak terkendali cenderung disalahgunakan. Ini berlaku tidak hanya di level pemerintahan, tetapi juga dalam konteks pendidikan. Godaan untuk menyalahgunakan kekuasaan, kurangnya kontrol, dan egoisme bisa memicu munculnya intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan.

Mencari Solusi untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik

Menghadapi kenyataan pahit ini, kita harus mencari solusi yang tepat. Salah satu langkah penting adalah memperkuat sistem kontrol dan keseimbangan di lingkungan sekolah. Pengawasan yang ketat terhadap perilaku intoleran, tindakan kekerasan, dan perundungan harus dilakukan secara konsisten. Pendidikan karakter juga harus ditingkatkan, dengan menanamkan nilai-nilai toleransi, empati, dan rasa hormat sejak dini.

Selain itu, sekolah perlu menyediakan layanan konseling yang memadai untuk membantu siswa yang mengalami perundungan atau kekerasan seksual. Siswa harus merasa aman dan didukung untuk melaporkan kasus-kasus ini tanpa takut akan balasan atau stigma. Pelatihan bagi guru dan staf sekolah tentang cara menangani kasus-kasus tersebut juga sangat penting.

Kerjasama antara orang tua, sekolah dan masyarakat luas juga sangat diperlukan. Orang tua perlu terlibat aktif dalam pendidikan anak-anak mereka, mengawasi dan mendukung mereka dalam menghadapi masalah yang mungkin timbul di sekolah. Masyarakat harus ikut berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua siswa.

Pada akhirnya, pendidikan adalah cerminan dari masyarakat kita. Jika kita ingin membangun masyarakat yang toleran, adil, dan beretika, kita harus mulai dengan memperbaiki sistem pendidikan kita. 

Intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan adalah tiga dosa besar yang harus kita hadapi dan atasi bersama. Hanya dengan begitu kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

***





 
Top