PADANG -- Fenomena ini patut menjadi catatan dan evaluasi bagi penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) di masa-masa mendatang mengingat keterkaitannya dengan potensi berkurangnya partisipasi pemilih.
Berdasarkan penelusuran www sumatrazone.co.id, ternyata hingga "H-1" penyelenggaraan pemungutan suara ulang (PSU) untuk pemilihan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) pada Sabtu (13/7/2024) besok, masih banyak warga Sumatera Barat (Sumbar) yang belum mengetahuinya.
"Wah, besok ya pemilu ulang DPD RI itu? Saya baru tahu hari ini. Berarti selama ini kurang sosialisasi," ujar Robert (39) warga Kota Padang, Jumat (12/7/2024).
Bapak dua orang anak itu mengakui bahwa dirinya memang melihat sejumlah poster-poster calon anggota DPD bertebaran dan tertempel pada sejumlah pohon dan tempat lainnya.
"Saya malah mengira itu adalah calon bupati atau wali kota dan gubernur. Karena sepengetahuan saya untuk pileg dan pilpres sudah selesai, jadi bisa jadi itu calon wali kota atau bupati dan gubernur," ujarnya.
Robert juga mengaku tidak mengetahui penyebab dilakukan PSU untuk anggota DPD Sumbar, kendati sehari sebelumnya ada orang yang mengantar undangan untuk memilih.
"Begitu tahu ada PSU sudah barang tentu saya akan ikut memilih. Selaku warga negara saya menyadari bahwa dengan menggunakan hak pilih berarti kita ikut menentukan nasib bangsa untuk masa mendatang. Pada pileg dan pilpres sebelumnya saya juga ikut memilih," paparnya.
Sementara itu, Indra (53), warga Sawahlunto, juga mengaku tidak mengetahui akan digelarnya PSU untuk DPD. Bahkan menurutnya PSU ini beda jauh dengan pemilu sebelumnya yang disemarak baliho hingga poster para kandidat.
Kemudian ia juga menyebut pemilu terdahulu diwarnai informasi yang masif, sehingga diketahui khalayak luas. "Pokoknya jauh beda dengan PSU ini," ujarnya.
Indra lalu mengungkapkan bahwa dalam PSU ini dirinya tidak akan bisa turut serta memilih lantaran pada hari yang sama tuntutan pekerjaan mengharuskannya melakukan perjalanan keluar daerah. Terkait hal itu, menurutnya skedul tugas keluar daerah sudah tersusun sejak jauh-jauh hari.
Halangan senada, yaitu ketidakbisaan hadir untuk memberikan hak pilih dalam PSU DPD RI besok juga disampaikan H. Nasrul Djalal, warga Padang yang saat ini tengah berada di Pekanbaru, Riau.
Komposisi Ideal
Meskipun undangan untuk memilih atas nama dirinya dan istri sudah sampai ke rumah yang di Padang, kakek 12 orang cucu itu beratensi terhadap metamorfosa perpolitikan di Sumbar. Untuk saat ini ia hanya bisa monitor lewat pemberitaan mass media atau menyerap informasi beredar di group-group media sosial (medsos) seperti Whats'App (WA) dan Facebook (FB). Artinya ia tidak bisa menghadiri PSU sekaligus memberikan hak pilih, seperti halnya warga-warga Sumbar lainnya dengan halangan serupa.
Namun demikian, wartawan sepuh yang dulu lama mengabdi di suratkabar Harian Haluan itu menyampaikan harapan semoga empat sosok DPD RI Sumbar yang terpilih melalui PSU besok benar-benar menjadi representasi kemajuan Sumbar di segala bidang.
Menurutnya, akan lebih baik lagi jika ada semacam "penyegaran" dalam formasi empat DPD RI Sumbar, artinya perlu diisi oleh sosok-sosok segar muda dan enerjik yang tidak mustahil jauh lebih besar orientasinya menjadikan Sumbar beserta masyarakatnya lebih maju dan diperhitungkan di skala nasional.
"Idealnya ada satu sosok yang senior, namun tidak musti yang pernah jadi anggota DPD RI lho?, sedangkan tiga lainnya tidak apa-apa yang muda-muda. Dengan catatan, yang muda-muda itu visioner dan tidak karbitan," ulasnya.
Seperti diketahui PSU DPD RI Sumbar dilakukan sesuai dengan putusan MK yang mengabulkan gugatan Irman Gusman untuk masuk dalam Daftar Calon Tetap (DCT) DPD RI.
Sebelumnya mantan Ketua DPD RI itu sempat masuk dalam DCS, namun setelah itu namanya dicoret dari DCT karena dianggap Tidak Memenuhi Syarat akibat kasus pidana tindak pidana korupsi yang pernah memenjarakannya.
#kpc/bin