JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) INKINDO Erie Heryadi menyatakan secara tegas bahwa pihaknya siap mendukung pembangunan infrastruktur di sektor pertanian. Diantaranya melakukan pembangunan irigasi, yang merupakan pendukung utama dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan nasional.
Erie menjelaskan, dengan mendukung program ketahanan pangan pemerintah, Inkindo berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam memperluas kesempatan kerja, terutama bagi anggotanya yang memiliki keahlian di bidang pertanian.
"Tadinya anggota kami banyak lari ke infrastruktur di PUPR, ke jalan dan jembatan. Mungkin ke depannya kami bisa membantu Kementerian Pertanian di infrastruktur juga. Kan kementerian Pertanian juga butuh infrastruktur, seperti irigasi," kata Erie, pada acara Seminar Ketahanan Pangan dan HUT ke-45 INKINDO, di Hotel Sultan, Jakarta, pada Kamis (20/6/2024).
Nantinya, INKINDO atau Ikatan Nasional Konsultan Indonesia akan melakukan konsolidasi internal untuk memetakan anggotanya yang ahli di bidang pertanian dan peternakan. Selain itu, INKINDO juga mampu mengarahkan investasi ke sektor pertanian dengan menggandeng pihak-pihak yang memiliki kemampuan finansial yang memadai.
"Mungkin kalau investasi kami enggak, tapi menggiring investor bisa, kami bisa menggiringnya, tapi kalau kami sebagai investor kayaknya enggak," ucap Erie.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian Sam Herodian menyatakan, pihaknya berharap INKINDO dapat mendukung Program Makan Siang Gratis yang diusung oleh presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Dalam melaksanakan program khusus dan program reguler untuk memperkuat ketahanan pangan nasional Kementerian Pertanian tentunya tidak dapat bekerja sendiri tapi membutuhkan kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak termasuk INKINDO," ujarnya.
Menurut Sam, Program Makan Siang dan Susu Gratis dari presiden dan wakil presiden terpilih sangat penting untuk mengatasi gizi buruk dan kasus stunting di Indonesia. Dimana sekitar 8,5 persen penduduk Indonesia mengalami kekurangan gizi, akibatnya lebih dari 30 persen anak Indonesia mengalami stunting.
"Inilah yang saya kira presiden terpilih sudah tepat mengagendakan untuk pangan bergizi gratis. Jadi, bukan pangan gratis saja tapi pangan bergizi di antaranya adalah susu gratis," ucap Sam.
Sam menyatakan, untuk mendukung program tersebut dibutuhkan impor sekitar 1,3 juta ekor sapi perah. Tetapi hal itu diperlukan dukungan berbagai pihak termasuk INKINDO.
"Mengimpor sekian banyak kalau hanya untuk daging itu tidak terlalu sulit, tetapi begitu susu maka begitu sangat complicated. Nah, hal-hal semacam ini kami perlukan teknologinya termasuk SDM yang perlu ditingkatkan. Banyak sekali pertanian ini yang perlu konsultan dan investor," katanya.
Sam menambahkan, dukungan INKINDO terhadap program peningkatan produksi pangan di Indonesia diperlukan dengan memperkuat kolaborasi lintas sektoral. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat mempercepat pencapaian ketahanan pangan nasional menuju visi Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, kolaborasi yang terjalin antara Kementerian Pertanian dan INKINDO merupakan langkah strategis untuk memperkuat kedaulatan pangan negara dan mengembalikan kejayaan pertanian Indonesia. Dengan demikian dapat mencapai tujuan bersama dalam membangun negara yang berdaulat dan mandiri dalam penyediaan pangan untuk seluruh rakyat Indonesia.
#bin/ede