DHARMASRAYA, SUMBAR -- Belanja online yang tidak terkendali rentan menimbulkan konflik rumah tangga. Ditambah lagi kecanduan judi online yang mulai menjangkiti kaum pria, biasanya berdampak negatif terhadap peran mereka sebagai kepala keluarga.

Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengungkapkan keprihatinannya menyaksikan fenomena negatif dampak candu belanja dan judi online di tengah-tengah masyarakat kekinian tersebut, ketika memberi kata sambutan menjelang pelaksanaan shalat Idul Adha 1445 Hijriah di Masjid Agung Gunung Medan, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Senin (17/6/2024). 

Diketahui, fenomena menjamurnya "online shop" beberapa tahun terakhir memberikan dampak signifikan terhadap perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa hingga para ibu rumah tangga. Kemudahan akses, penawaran diskon, dorongan pembelian tidak terencana, efek psikologis dan pengaruh sosial media adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif. 

Berbarengan dengan belanja online, ikut mewabah pula candu judi online di kalangan pria. Celakanya pecandu judi online ini didominasi pria yang berstatus kepala keluarga.  

Diketahui, judi online merupakan salah satu bentuk perjudian yang semakin marak di Indonesia. Perjudian ini menawarkan kemudahan dan akses yang luas, sehingga banyak orang yang tergiur untuk mencobanya. 

Namun, di balik kemudahannya, judi online juga menyimpan banyak bahaya, salah satunya adalah ancaman bagi rumah tangga.

Adapun dampak negatif judi online bagi rumah tangga, antara lain kuangan keluarga menjadi kacau, suami menjadi tidak bertanggungjawab serta menjadikan rumah tangga tidak harmonis. 

Menyikapi fenomena kekinian di tengah-tengah masyarakat tersebut, terutama judi online, Bupati Riska mengimbau supaya bersama-sama melakukan pencegahan sejak dini. 

"Ajarkan anak-anak tentang bahaya judi online sejak dini. Berikan mereka pemahaman bahwa judi online adalah aktivitas yang berbahaya dan dapat merusak kehidupan, tak obahnya narkoba dan hal-hal negatif lainnya seperti tawuran hingga praktik 'bully' di kalangan pelajar," serunya.

Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu juga mengajak masyarakat untuk meneladani ketaatan, kesabaran dan ketaqwaan keluarga Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

"Tingkatkan hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan dengan sesama manusia (hablum minannas), melalui pelaksanaan kewajiban agama, menjauhi larangan, dan memperbaiki hubungan sosial," serunya di hadapan ribuan jamaah Shalat Idul Adha yang memadati Masjid Agung Dharmasraya. 

Pelaksanaan Shalat Idul Adha 1445 H di Masjid Agung Gunung Medan Dharmasraya diimami Ustadz Dolizal Putra, seorang qori nasional asal Dharmasraya yang juga merupakan imam tetap Masjid Agung Gunung Medan, sementara bertindak khatib, Ustadz Asrizal Mochtar, Ketua Bidang Ekonomi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar.

Dalam khutbahnya, Ustadz Asrizal Mukhtar menguraikan kekuatan dan keteguhan keluarga Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam menaati perintah Allah SWT. 

“Mereka sangat patuh dan taat kepada perintah Allah, meskipun putra semata wayangnya diperintahkan untuk disembelih melalui mimpi,” ujarnya.

Ustad Asrizal menjelaskan bahwa keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Allah berbuah pada penggantian sembelihan dengan seekor kibas oleh Allah. 

“Semoga kisah ini memotivasi kita untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, dan pengorbanan dalam pengertian yang luas,” tutupnya.

Turut hadir pada kesempatan itu, Ketua DPRD Dharmasraya Pariyanto, Kapolres Dharmasraya AKBP Bagus Ikhwan, Ketua Pengadilan Agama (PA) Dharmasraya M Rifai, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Dharmasraya, Diana Dewiyani, Sekda H. Adlisman, Ketua TP-PKK Dharmasraya, Ny. Dewi Sutan Riska dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat.

#rel/ede




 
Top