BANTUL, DIY -- M Resya Firmansyah, warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memprotes perilaku oknum sales kartu kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang menurutnya tidak etis. Tiba-tiba saja ia dikirimi kartu kredit, padahal ia tidak pernah mengajukan aplikasi.
"Jujur saya terkejut, karena sebelumnya tidak pernah mengajukan aplikasi kartu kredit, tetapi tiba-tiba dikirimkan produknya. Padahal saya tahu, bahwa proses pengajuan kartu kredit harus melewati verifikasi yang ketat," ungkap nasabah BRI dengan nama kecil "Firman" tersebut dalam surat protes yang ditujukannya kepada Manajemen BRI, sekaligus ditembuskan ke surat pembaca MediaKonsumen, Kamis (24/5/2024).
Masih dalam suratnya tersebut, Firman juga mengungkap bahwa sebelumnya memang ada beberapa nomor telepon sales kartu kredit menghubungi nomor ponselnya. tetapi ia selalu menolak dengan alasan tidak ingin menambah utang.
Firman curiga, sales kartu kredit ini memakai nomor fiktif, yang mungkin digunakan untuk menyamar sebagai kantor dan sebagai dirinya dalam proses verifikasinya, karena selama ini ia menolak.
Firman mengaku tidak habis pikir, bisa-bisanya sales kartu kredit BRI menggunakan cara tidak etis untuk memenuhi targetnya.
"Saya khawatir jika sales kartu kredit BRI ini membutuhkan uang, mereka bisa memalsukan data untuk membuat kartu kredit atas nama nasabah, dan menggunakannya untuk kebutuhan mereka. Mengerikan, bukan?," tulis Firman dalam surat protes tersebut.
Selengkapnya, berikut isi surat protes Firman, nasabah BRI asal Bantul DIY tersebut:
Kepada Yth. Manajemen Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Salam hormat,
Perkenalkan, nama saya Firman. Pada kesempatan ini, saya ingin mengajukan protes terhadap Bank Rakyat Indonesia (BRI), terkait perilaku sales kartu kreditnya. Saya tidak pernah mengajukan aplikasi, tetapi tiba-tiba saya dikirimkan kartu kredit.
Semua bermula pada tanggal 3 April 2024, tiba-tiba ada SMS yang dikirimkan ke nomor istri saya (bukan nomor saya), dengan bunyi sebagai berikut:
“Nasabah Yth, saat ini Kartu Kredit BRI WONDERFUL Anda sudah dalam proses pengiriman, kode pengiriman 2429204110**. Anda dapat melakukan pengecekan pada https://anteraja.id/id/tracking. Apabila dalam 14 hari kerja belum diterima, segera hubungi Contact BRI 1500017.”
Jujur saya terkejut, karena sebelumnya tidak pernah mengajukan aplikasi kartu kredit, tetapi tiba-tiba dikirimkan produknya. Padahal saya tahu, bahwa proses pengajuan kartu kredit harus melewati verifikasi yang ketat. Sebelumnya memang ada beberapa nomor telepon sales kartu kredit menghubungi nomor saya, tetapi saya selalu menolak dengan alasan tidak ingin menambah utang.
Saya curiga, sales kartu kredit ini memakai nomor fiktif, yang mungkin digunakan untuk menyamar sebagai kantor dan sebagai saya dalam proses verifikasinya, karena selama ini saya menolak. Namun yang tidak habis pikir, bisa-bisanya sales kartu kredit BRI menggunakan cara tidak etis untuk memenuhi targetnya. Saya khawatir jika sales kartu kredit BRI ini membutuhkan uang, mereka bisa memalsukan data untuk membuat kartu kredit atas nama nasabah, dan menggunakannya untuk kebutuhan mereka. Mengerikan, bukan?
Saya menulis surat ini, karena saya baru menerima kartu kredit tersebut beberapa hari terakhir. Kartu itu dikirim ke toko istri saya, yang terpisah dari rumah kami.
Saya berharap BRI segera menutup kartu kredit atas nama saya ini dan meminta sales yang bersangkutan untuk meminta maaf secara resmi. Jika tidak, saya akan memuat keluhan saya ini ke berbagai media nasional supaya hal serupa tidak terulang di kemudian hari. Karena praktik tidak etis sales kartu kredit ini sangat meresahkan dan berpotensi merugikan banyak nasabah.
Semoga ada itikad baik dari BRI untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan segera. Terima kasih.
M Resya Firmansyah, S.E., M.Ak.
Bantul, DIY
#mediakonsumen/bin