Eri Gusnedi / "Buya Eri" Ketua PW Pagar Nusa Sumbar |
Kekinian, tradisi "ka surau" untuk "mangaji" (ind: mengaji-red) yang dilanjutkan dengan "basilek" (ind: belajar pencak silat-red) bagi anak muda "Minangkabau" (sebutan untuk masyarakat Ranah Minang-red) sudah mulai hilang. Bertolak dari fenomena tersebut, perkumpulan Pencak Silat Pagar Nusa hadir untuk membangkitkan tradisi "ka surau, mangaji jo basilek" yang merupakan warisan para leluhur bangsa Minangkabau secara turun temurun.
Demikian disampaikan Eri Gusnedi, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Pagar Nusa Sumbar kepada www.sumatrazone.co.id saat merilis progres perkumpulan pencak silat berpaham Aswaja yang ia pimpin, di Padang, Kamis (23/5/2024).
"Pagar Nusa merupakan bagian dari upaya melatih diri merawat tradisi," tegasnya.
Lebih lanjut, pemilik sapaan "Buya Eri" yang juga Wakil Sekretaris PW Nahdlatul Ulama (NU) Sumbar Bidang Kaderisasi ini mengungkapkan rasa syukur atas semakin berkembangnya pencak silat NU di tengah-tengah masyarakat Sumbar, terutama di kalangan anak mudanya.
Semakin Berkembang
"Alhamdulillah sekarang ini di Sumatera Barat pencak silat Nahdlatul Ulama sudah semakin berkembang. Anak-anak muda, selain dituntun mengaji di surau, juga dilatih beladiri pencak silat di berbagai sasaran pencak silat," ujarnya.
Buya Eri mengklaim bahwa saat ini jumlah anggota Pagar Nusa yang sudah terdata dan memiliki kartu tanda anggota (KTA) di Sumbar telah mencapai 300 orang, baik yang berdomisili di dalam maupun luar Sumbar. Seluruh anggota tercatat pada aplikasi Pagar Nusa Official Databes Sumbar.
Perkembangan pesat Pagar Nusa di Sumbar, menurutnya tak terlepas dari antusiasme serta keaktifan sasaran pencak silat di sejumlah kabupaten melaksanakan latihan secara rutin.
"Sekarang ada beberapa kabupaten yang kami nilai aktif, antara lain Kabupaten Dharmasraya, Pesisir Selatan, Sijunjung dan Solok Selatan, diharapkan menyusul Kabupaten Kota lain,” paparnya.
Langkah lanjut, imbuh Buya Eri, pihaknya sesegera mungkin akan membentuk kepengurusan Pagar Nusa di beberapa kabupaten kota lainnya di Sumbar.
"Insya Allah dalam waktu dekat pelantikan kepengurusan akan dilaksanakan, tentunya ini nanti menyesuaikan waktu Ketua Umum, kapan beliau bisa ke Sumbar,” ucapnya.
Untuk perkembangan Pagar Nusa ke depan, ia menyatakan bahwa perguruan silat manapun bisa bergabung asal berpaham "Aswaja", sesuai arahan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar (PB) NU Gus Yahya ketika pelantikan Pengurus Pusat Pagar Nusa.
"Jadi perguruan-perguruan silat yang ada di Ranah Minang bisa bergabung dengan Pagar Nusa tanpa harus merubah jati diri masing-masing. Nanti akan disatukan dengan jurus baku dan salam Pagar Nusa. Dalam hal ini kita jaga tradisi dan budaya silat, dengan terus merawat dan mengembangkannya di masyarakat, khususnya generasi muda," tutupnya.
#ede