PADANG -- Jam di dinding menunjukkan pukul 10.00 WIB. Sedang asyik belajar, siswa di SMPN 25 Padang dikagetkan oleh gempa dan bunyi sirine. Namun para siswa tidak panik. Mereka kemudian menyelamatkan diri ke bawah meja. Melindungi kepala. Begitu gempa berhenti, seluruh siswa berlari ke luar kelas menuju titik kumpul di lapangan depan kelas mereka.
Di titik kumpul ini telah berkumpul sekitar 770 siswa ditambah dengan guru dan perangkat sekolah lainnya. Melihat gedung aman dan ada peringatan tsunami, mereka kemudian menaiki lantai empat gedung sekolah itu. Kepala mereka diamankan dengan tas masing-masing. Tak sampai beberapa menit, semuanya mencapai shelter di atas gedung sekolahnya.
“Jangan panik ya, tetap berzikir dan berdoa,” ujar Kepala SMPN 25 Padang Lilis Suwarti mengomandoi anak didiknya.
Semuanya tenang. Duduk di lantai shelter sambil menunggu peringatan tsunami selesai. Sekitar 45 menit setelah itu, mereka kembali turun ke bawah.
Begitulah suasana simulasi gempa dan tsunami yang diadakan bertepatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) Tahun 2024 di Kota Padang, Jumat (26/4/2024). Seluruh siswa SMPN 25 yang sudah dibekali mitigasi bencana nampak tidak panik. Mereka menyelamatkan diri dengan baik. Bahkan, sejumlah warga, siswa sekolah lain dari SD dan SMAN 1 juga ikut naik ke shelter sekolah mereka pada pagi itu.
“Ada sekitar 900-an orang yang berada di shelter kita saat peringatan HKBN ini,” ungkap Lilis Suwarti.
SMPN 25 Padang ditunjuk sebagai salah satu sekolah yang melaksanakan simulasi penyelamatan diri dari bencana pada HKBN kali ini. Ada 770 siswa dan 63 guru dan pegawai di sekolah ini. Termasuk dari sekolah lain. “Anak-anak terlihat sudah menjalankan evakuasi dengan sebaik-baiknya,” terang Lilis.
Shelter di SMPN 25 Padang terdapat di tiga gedung sekolah itu. Shelter di ketiga gedung mampu menampung 2.000 warga dan siswa. “Di gedung A dan B mampu menampung 1.200 orang, sementara di gedung C menampung 800 orang,” beber Lilis.
Sementara, Direktur Eksekutif KOGAMI Kota Padang, Patra Rina Dewi mengapresiasi seluruh siswa didik di SMPN 25 dan guru yang telah terlibat sesuai prosedur yang telah disepakati sebelumnya. Seluruh siswa begitu antusias melakukan evakuasi, mulai dari prosedur penyelamatan diri dari gempa dan evakuasi sekolah sendiri.
“Kami melihat antusiasme kepala sekolah untuk menjadikan sekolahnya sebagai sekolah perubahan,” jelasnya.
Diakui Patra Rina Dewi, semangat dari kepala sekolah inilah yang harus dimiliki oleh kepala sekolah lainnya di Kota Padang. Dimana seorang kepala sekolah diharapkan memiliki energi positif dalam membangun budaya siaga bencana di satuan pendidikan mereka masing-masing.
“KOGAMI berharap Dinas Pendidikan sebagai penanggung jawab satuan pendidikan untuk terus rutin melakukan evakuasi dan mitigasi, tidak sebagai tugas saja, akan tetapi juga menjadi kesadaran dalam diri masing-masing,” sebutnya diamini personil dari BPBD Kota Padang, Juliustin.
#rel/ede