JAKARTA -- Anies Baswedan yang merupakan Calon presiden (capres) nomor urut 1 menjabarkan strategi pengelolaan untuk meningkatkan anggaran di bidang pertahanan termasuk pengadaan alutsista.
Menurut Anies Baswedan, yakni dengan memperbesar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), menggunakan utang untuk aktivitas perekonomian produktif, hingga perluasan basis pajak.
Hal tersebut disampaikan Anies Baswedan dalam debat ketiga Pilpres 2024 bertema "Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik" untuk menjawab pertanyaan dari capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengenai solusi mengejar ketertinggalan ekonomi di bidang pertahanan.
"Anggaran pertahanan kita di bawah yakni 0,78 persen. Kami memandang kita perlu sampai 1-1,5 persen, maka kita harus memperbesar APBN kita, dengan demikian perekonomian kita akan meningkat sehingga kita akan memiliki pemasukan negara yang cukup."
"Utang yang digunakan untuk aktivitas produktif untuk meningkatkan perekonomian, itu salah satu cara untuk memperbesar APBN."
"Kita akan perluas basis pajak untuk meningkatkan pendapatan dan memastikan praktek korupsi yang membuat anggaran tidak terserap secara optimal itu ditiadakan," ujar Anies Baswedan di Istora Senayan pada Minggu (7/1/2024) yang ditayangkan dalam YouTube KPU RI.
Dengan demikian, menurut Anies Baswedan, sektor pertahanan bisa teralokasikan.
Meskipun harus berutang, lanjut Anies Baswedan, maka utang itu satu paket dengan pembelanjaan alutsistanya.
"Kalaupun ada utang itu satu paket dengan belanja senjatanya dan yang pasti harus meniadakan praktik middleman (calo) dalam menyelenggarakan alutsista, yakni harus langsung berhubungan dengan pihak yang membuat alutsistanya," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Selain itu, Anies Baswedan menyebut, pemanfaatakan sumber daya lokal itu penting, terutama dalam bidang pembangunan SDM.
"Perlu memanfaatkan tenaga dalam negeri bidang pertahanan diinvestasikan secara serius."
"Pembahasan SDM ini kunci, kita perlu mengirim lebih banyak lagi generasi baru untuk ilmu-ilmu alutsista, sehingga penyelenggaraan alutsista domestik bisa berkembang," jelas Anies Baswedan.
Anies Baswedan pun menggarisbawahi, pihaknya ingin memastikan belanja alutsista itu bersih tidak melibatkan korporasi yang terlibat dalam praktek korupsi.
"(Hal ini dilakukan) agar tidak membuat bocornya anggaran pembelanjaan negara," ujar Anies Baswedan.
Mendengar jawaban tersebut, Ganjar menambahkan bahwa pembelanjaan pertahanan harus menjadi investasi bagi negara.
"Saya ingin menyatakan dengan jelas 0,7 persen pertumbuhan ekonomi kita dapat meningkat sampai 1-2 persen, itu harus wajib."
"Pembelanjaan pertahanan harus menjadi investasi pertahanan kita, kalau itu bisa kita optimalkan, maka rasa-rasanya apa yang ingin kita capai dapat terlaksana, maka kita perlu Garda Samudera untuk mengawal Indonesia dan pertahanan sakti 5.0," tegas Ganjar.
#spk/bin