JAKARTA -- Dalam upaya menciptakan program literasi yang beragam, kontekstual, bermakna dan berkelanjutan pada ekosistem pendidikan Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) mengadakan gelar wicara berjudul “Daya Kolaborasi: Pemulihan Pembelajaran melalui Penguatan Literasi” di SMPN 17 Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (13/12/2023). 

BACA JUGA: Kesenjangan Ekonomi dan Dampaknya Terhadap Kualitas Pendidikan di Indonesia

Webinar ini juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube Ditjenpauddikdasmen, Paudpedia, Ditpsdtv, Direktoratsmp, Direktoratsma dan Direktoratpmpk.

Dalam sambutannya, Direktur Direktorat SMP Drs. I Nyoman Rudi Kurniawan, M.T. menekankan pentingnya peningkatan literasi pada peserta didik. Ia menyampaikan bahwa Kemendikbudristek telah berupaya meningkatkan literasi melalui langkah-langkah seperti penumbuhan kebiasaan membaca dalam proses pembelajaran dan kolaborasi antar pemangku kepentingan. Namun, daya kolaborasi antara pemangku kepentingan dalam meningkatkan literasi belum dilakukan secara optimal.

“Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkolaborasi dalam upaya pembenahan literasi,” ujar Nyoman.

KEPINGIN Gabung Jadi Biro Perwakilan Media Online Sumatrazone di Wilayah Anda? Dapatkan Aneka Fasilitasnya! Hubungi Kami via WA: +6283181675398. SYARAT RINGAN, QUOTA TERBATAS!

Gelar wicara ini menghadirkan beberapa narasumber, yakni Kepala SD Negeri 1 Kuta Lombok Tengah Budiawan, S.Pd., Kepala SMP Negeri 17 Mataram Hartati Panca Mardikawati, S.Pd dan Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum SD Kabupaten Lombok TImur Raihanatul Jannah, S.Pd. 

Mereka membagikan praktik-praktik apa saja yang bisa dilakukan oleh satuan pendidikan dan stakeholder daerah untuk menumbuhkan literasi pada peserta didik mulai dari melakukan asesmen kemampuan baca-tulis pada siswa, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, melakukan evaluasi secara terus-menerus, dan melakukan kolaborasi dengan stakeholder di sekolah serta stakeholder di tingkat kabupaten/kota.

Di tingkat SD, Kepala SD Negeri 1 Kuta Lombok Tengah Budiawan mengatakan sekolah mereka menggunakan program literasi Semua Anak Cerdas (SAC) bekerja sama dengan INOVASI dalam meningkatkan literasi siswa di SDN 1 Kuta Lombok Tengah. 

BACA JUGA: Bapas Bukittinggi Tekankan Pentingnya Pola Asuh Cegah Pidana Anak

Program SAC menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) di mana pembelajaran yang diberikan sesuai dengan level kemampuan siswa. Dalam pelaksanaan SAC, siswa akan di tes literasinya dan dikelompokkan berdasarkan kemampuan baca-tulisnya.

“Alhasil siswa sangat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dan literasi mereka meningkat secara signifikan,” ujar Budiawan.

Mirip dengan yang dilakukan SD Negeri 1 Kuta Lombok Tengah, pendekatan TaRL juga dilakukan di SMP Negeri 17 Mataram.

Kepala SMP Negeri 17 Mataram Hartati Panca Mardikawati menyampaikan bahwa di sekolahnya terdapat suatu program literasi yang dikhususkan untuk membimbing peserta didik yang terdeteksi memiliki kemampuan rendah dalam membaca dan menulis. 

Program tersebut melibatkan sekitar 20 pendidik serta bekerja sama dengan INOVASI dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.

Dalam program literasi di SMP Negeri 17 Mataram, sekolah melakukan tes sederhana terlebih dahulu kepada siswa untuk mengetahui peserta didik yang memiliki kesulitan dalam membaca dan menulis. Lalu, siswa dikelompokkan berdasarkan level kemampuan baca-tulis. Kemudian, pihak sekolah membuat penjadwalan dan model bimbingan. Setelah itu, siswa diberikan bimbingan secara berkelompok maupun individu oleh pendidik di sekolah.

BACA JUGA: Pendidikan Sangat Berperan dalam Pemberantasan Kemiskinan

Hartati mengatakan bahwa mengajar keterampilan baca-tulis merupakan sebuah tantangan tersendiri. Guru SMP pada umumnya dipersiapkan untuk mengajar sesuai dengan bidang ilmu masing-masing, bukan untuk memberikan pembelajaran membaca dan menulis dari tingkat dasar. Meskipun demikian, hasil positif berhasil dicapai berkat tekad dan semangat kolaborasi antara tenaga pendidik di sekolah dengan para pemangku kepentingan di tingkat daerah. 

“Saat ini, sebagian besar siswa yang sebelumnya diketahui memiliki kemampuan baca-tulis rendah, kini telah berhasil menguasainya dengan lancar,” ujar Hartati.

Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Timur juga melakukan terobosan dengan mengatasi rendahnya kemampuan literasi siswa melalui rembuk pendidikan bersama para stakeholder. Mereka menerapkan pembelajaran literasi berdiferensiasi yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, dengan fokus pada peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah, peran pengawas, dan kolaborasi multi-pihak.

 “Kami melakukan kolaborasi dengan stakeholder terkait, seperti Bappeda, LPTK yang mana kami saat ini bermitra dengan Inovasi dan LPTK yang ada di Kabupaten Lombok Timur,” ujar Kasi Kurikulum SD Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Timur Raihanatul Jannah 

Raihanatul melanjutkan, upaya kolaborasi yang telah dilakukan selama ini dapat memberikan landasan yang kokoh dalam menghadapi tantangan literasi yang kompleks. 

Adapun kegiatan program peningkatan literasi mencakup berbagai inisiatif, seperti kegiatan outing ke perpustakaan daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), uji keterbacaan buku bekerja sama dengan Kantor Bahasa Provinsi NTB, penggunaan big book, dan pemanfaatan buku pop-up. Segala upaya tersebut diarahkan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendorong minat baca di kalangan siswa.

Melalui gelar wicara ini diharapkan dapat tercipta literasi yang kuat pada peserta didik dengan berlandaskan semangat kolaborasi.

#rel/ede






 
Top