Anies memulai debat dengan membawa isu intervensi penguasa dalam penegakan hukum. Ia menggunakan istilah "negara kekuasaan" dan "negara hukum".
BACA JUGA: Ini Tangkisan Prabowo Kala Dicecar Ganjar Soal Penghilangan Aktivis 97/98
"Saat ini kita di persimpangan jalan, antara apakah tetap menjadi negara hukum di mana kekuasaan dikendalikan oleh hukum atau kita menjadi negara kekuasaan di mana hukum diatur dan dikendalikan oleh penguasa," kata Anies dalam debat pertama capres Pilpres 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12).
Ia juga berkali-kali berdebat panas dengan Prabowo. Salah satunya saat membahas demokrasi di Indonesia.
Anies menilai ada masalah dalam demokrasi di Indonesia. Pernyataan itu membuat Prabowo berang dan mengungkit dukungannya untuk Anies di Pilkada DKI Jakarta 2017.
KEPINGIN Gabung Jadi Biro Perwakilan Media Online Sumatrazone di Wilayah Anda? Dapatkan Aneka Fasilitasnya! Hubungi Kami via WA: +6283181675398. SYARAT RINGAN, QUOTA TERBATAS!
Anies juga menyinggung intervensi putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Putusan itu jadi sorotan publik karena berkaitan dengan pencalonan Gibran Rakabuming Raka, cawapres pendamping Prabowo.
"Sesudah Bapak mendengar bahwa ternyata pencalonan persyaratannya bermasalah secara etika, pertanyaan saya, apa perasaan Bapak ketika mendengar bahwa ada pelanggaran etika di situ?" ujarnya.
Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro dan Analis Politik melihat dominasi Anies di debat pertama capres Pilpres 2024.
Ia menilai kesiapan Anies, Prabowo, dan Ganjar ada di level yang sama. Namun, Anies menunjukkan konsistensi, terutama di sesi tanya-jawab.
BACA JUGA: Prabowo - Gibran Siap Tak Dipilih Jika Rakyat Tidak Suka!
"Harus diakui Anies unggul ketimbang Prabowo maupun Ganjar," kata Agung menjawab awak media di Jakarta, Selasa (12/12).
Anies, kata Agung, diuntungkan performa kurang optimal dua pesaingnya. Ia menilai Prabowo tidak mampu memanfaatkan sesi tanya jawab, terlihat dengan banyaknya sisa waktu yang tak dipakai.
Sementara itu, Ganjar berkali-kali memberi ruang kepada Anies. Misalnya, saat bertanya pendapat Anies tentang IKN.
Alih-alih sulit menjawab, Anies justru memanfaatkan pertanyaan Ganjar untuk menegaskan ketidaksetujuannya dengan pemindahan ibu kota negara.
"Jadi Anies sering ngegolin dari Prabowo yang tidak siap dan Ganjar yang sering kasih bola lambung terus," ucapnya.
Ia juga menyoroti kenekatan Anies menyerang Prabowo secara terang-terangan. Anies dinilai berani tegas meskipun punya utang budi politik ke Prabowo.
Terpisah, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai Anies berimbang dengan Prabowo selama debat. Menurutnya, debat panas dua kandidat itu membuat Ganjar tak bersinar.
Anies, ucapnya, tampil jelas sebagai sosok perubahan. Debat panas dengan Prabowo terjadi karena perbedaan visi.
"Debat Anies dengan Prabowo terlalu panas. Mungkin ini bentuk bargaining antara visi perubahan dengan keberlanjutan," ucap Arifki kepada awak media di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
BACA JUGA: Sejoli Berstatus Mahasiswa Unang Kepergok Mesum di Masjid, Begini Respons Rektor...
Arifki melihat kecermatan Anies menyasar segmen pemilih kritis. Hal itu terlihat dari cara Anies menjawab dan bertanya dengan bersandar pada data.
Ia juga menyoroti taktik Anies yang coba melemahkan dua lawannya lewat labelisasi. Anies selalu menyebut jawaban Ganjar ataupun Prabowo dengan "kurang komprehensif" ataupun "data kurang tepat".
"Anies kan berupaya menunjukkan dirinya seorang intelektual, dia punya riset sains untuk menjawab pertanyaan," ujarnya.
#cnbc/dhf/gil