JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memberikan nilai antikorupsi kepada seluruh ekosistem di dunia pendidikan. KPK berharap jangan sampai pelajar diajarkan pendidikan antikorupsi, tapi gurunya malah sering datang terlambat.
BACA JUGA: Sekdako Padang Kesal Banyak ASN "Kayak Anak SD", Upacara Mendatang Tak Perlu Lagi Tenda Kehormatan!
Hal itu diutarakan Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI Wawan Wardiana dalam konferensi pers pada acara Rakornas Pendidikan Antikorupsi (PAK) 2023 bertema 'sinergi membangun generasi antikorupsi' di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023). Mulanya, Wawan menjelaskan pentingnya nilai-nilai antikorupsi di ekosistem pendidikan.
"Metode yang kami gunakan bukan hanya peserta didik saja, jadi bukan hanya peserta didik saja yang diberikan mata kuliah antikorupsi, tetapi bagaimana ekosistemnya, bagaimana dengan gurunya, bagaimana dengan kepala sekolahnya, bagaimana dengan komite sekolahnya," ujar Wawan.
KEPINGIN Gabung Jadi Biro Perwakilan Sumatrazone di Wilayah Anda? Hubungi Kami via WA: +6283181675398. SYARAT RINGAN, QUOTA TERBATAS!
Wawan mengatakan, selain materi pendidikan antikorupsi, diberikan materi bagaimana membuat ekosistem yang berintegritas. Hal itu akan diajarkan ke semua ekosistem dari dunia pendidikan, tak terfokus hanya pada pelajar atau mahasiswanya.
"Selain materi-materi pendidikan antikorupsi diberikan pada peseta didik maupun mahasiswa. Tapi bagaimana membuat ekosistem yang berintegritas," ujarnya.
"Oleh sebab itu, bagaimana gurunya, kepala sekolahnya, hampir setiap bulan kami melakukan pemberdayaan pada mereka, peningkatan kapasitas para guru kepala sekolah secara hybrid ada yang hadir langsung ada yang daring," tambahnya.
BACA JUGA: Menghormati Hak Anak Hidup Nyaman dan Sejahtera
Hal itu dilakukan agar peserta didik selain mendapatkan nilai antikorupsi, tapi ekosistem sekolah lainnya juga mendapatkan nilai serupa. Jangan sampai, kata dia, peserta didiknya diberikan pendidikan antikorupsi, tapi gurunya melakukan korupsi.
"Jangan sampai peserta didik diberikan pendidikan antikorupsi tapi gurunya datang selalu telat, selalu bolos, kepala sekolahnya ugal-ugalan misalkan dalam mengelola bos dan seterusnya," tururnya.
"Ini harapannya selain anak didik diberikan mata pelajaran atau mata kuliah antikorupsi, tetapi juga ekosistemnya. Karena integritas tidak bisa ditanamkan dalam waktu singkat," ucapnya.
#dtc/bin