JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang menyebut ada menteri di kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menganut paham neoliberal atau "neolib". Menurutnya, pernyataan calon presiden Koalisi Indonesia Maju (Capres KIM) itu bagian dari drama politik yang sebelumnya sempat disinggung oleh Presiden Jokowi.
"Itu bagian dari drakor (drama korea)," kata Airlangga kepada awak media Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Ia justru mengkaitkan hal yang diungkapkan Prabowo dengan pernyataan Presiden Jokowi saat menghadiri HUT ke-59 Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat pada Senin (6/11/2023) lalu. Kala itu Jokowi sempat menyinggung soal banyaknya drama menjelang pemilu. Ia menyebut banyaknya drama politik akhir-akhir ini seolah seperti serial drakor.
Padahal, menurut Jokowi, pertarungan Pilpres harusnya diisi dengan gagasan dan ide.
"Saat ini kita sudah masuk tahun politik tahun pemilu, dan saya ingin kita semua memiliki pandangan yang sama bahwa dalam demokrasi yang namanya kompetisi politik itu biasa itu biasa, wajar, keinginan untuk menang itu juga boleh-boleh saja itu juga wajar, bertanding untuk menang itu hal yang sangat wajar, tapi yang harus tetap kita tunjukkan adalah demokrasi yang berkualitas," papar Jokowi kala itu.
Jokowi mengingatkan demokrasi yang dibangun saat ini tidak bertujuan untuk memecah belah bangsa. Jokowi ingin demokrasi menghasilkan solusi-solusi untuk kemajuan bangsa.
"Demokrasi yang tidak memecah belah, demokrasi yang tidak saling menjelekkan dan saling memfitnah, demokrasi yang ingin kita bangun adalah demokrasi yang membangun, yang menghasilkan solusi terhadap masalah-masalah bangsa, yang menghasilkan strategi-strategi untuk kemajuan bangsa," ucap Jokowi.
Ia lantas menilai kondisi politik saat ini penuh dengan drama. Menurutnya, pertarungan demokrasi seharusnya diisi dengan kompetisi adu gagasan, bukan adu perasaan.
"Karena saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya, sinetron yang kita lihat. Mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya kan pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan repot semua kita. Tidak usah saya teruskan nanti kemana-mana," ujarnya.
Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto mengungkapkan ada menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin yang berpaham neoliberalisme atau neolib. Hal itu diungkapkan Prabowo saat paparan di dalam pidatonya saat Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) 2023, Selasa (7/11/2023).
Mulanya, Prabowo sedang memaparkan slide berkaitan dengan Jokowinomics: Aplikasi Nyata Ekonomi Pancasila oleh Presiden Jokowi. Menurutnya, hal itu berhasil membela rakyat Indonesia.
"Kalau melihat data ini, ya sudahlah, harus diakui bahwa Presiden Jokowi dan pemerintahan yang beliau pimpin, ya berhasil membela rakyat Indonesia," kata Prabowo memaparkan slide dilihat di kanal YouTube LDII TV.
Dalam paparannya, Prabowo mencontohkan salah satunya ialah Program Keluarga Harapan dengan biaya Rp28,7 Triliun mampu mencakup 10 juta keluarga penerima manfaat dengan bantuan Rp200 ribu hingga Rp1 juta per tahun.
"Ini baru segini, belum lagi subsidi BBM. Subsidi BBM kita hampir Rp400 Triliun lebih," tegasnya.
Diketahui, Prabowo bakal kembali maju sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024 mendatang. Dia bakal didampingi putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Mereka sudah didaftarkan Koalisi Indonesia Maju ke KPU pada 25 Oktober lalu. Mereka juga sudah dinyatakan memenuhi syarat kesehatan oleh KPU dan RSPAD Jakarta
#kpc/dtc/bin