JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) memfasilitasi peningkatan kualitas kemasan untuk produk-produk UMKM melalui Rumah Kemasan yang segera dioperasikan PLUT-KUMKM Subang, Jawa Barat, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan omzet UMKM.
BACA JUGA: WoW! Pelaku UMKM Unjuk Gigi di "Kick Off" HUT ke-128 BRI!
"Selain itu, rumah kemasan ini agar bisa disosialisasikan supaya bisa digunakan bersama dan dirawat agar bisa dipakai sesuai masa operasionalnya," kata Sekretaris KemenKopUKM, Arif R Hakim usai meninjau Rumah Kemasan di Gedung PLUT-KUMKM Kabupaten Subang, Sabtu (4/11/2023).
Ia menjelaskan bahwa Rumah Kemasan tidak hanya memfasilitasi terkait kemasan produk, namun turut memberikan pelatihan dan pendampingan. Kendati memiliki tempat dan lokasi yang nyaman, Arif memastikan harga layanan yang ditetapkan juga tidak mahal karena akan dikelola BLU (Badan Layanan Umum) yang bertujuan untuk bisa melayani dan memfasilitasi pelaku UMKM secara berkesinambungan.
“Tujuannya agar operasional Rumah Kemasan ini bisa mencapai break event point dan tetap bisa terus melayani pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas desain dan kemasan produknya,” ucapnya.
Ke depan, sebut Arif, Rumah Kemasan harus bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan UMKM, misalnya pelayanan dalam membuat kemasan produk kaleng atau minuman botol dan paling tidak saat ini sudah bisa memproduksi kemasan sesuai kebutuhan pelaku UMKM.
Salah satu Konsultan Pendamping PLUT KUMKM Subang, Sandi, mengatakan sejumlah materi yang diajarkan di Rumah Kemasan antara lain materi standar pelabelan, mengenal alat pengemasan sederhana, membuat kemasan dari produk sederhana, mengenal ongkos produksi kemasan misalnya stiker, sampai standing pouch.
BACA JUGA: MenKopUKM Dorong Penggiat UMKM kejar Sektor Industri
"Kami sudah melakukan tes market ke Johor Bahru, Malaysia, dimana beberapa produk UMKM Subang yang sudah menggunakan kemasan baru bisa diterima di sana, misalnya kripik pisang atau banana chips atau rengginang yang dikemas menjadi rice cracker," ucap Arif.
Sementara itu, beberapa pelaku UMKM di Subang mengakui, omzet dan harga jual produk UMKM mereka naik cukup tinggi setelah kemasan produk disempurnakan dengan kemasan baru.
Juhaeti penjual keripik terong, misalnya, tadinya ia hanya bisa menjual keripik terong 1/4 kg dengan harga jual Rp12 ribu dengan kemasan sederhana. Kini dengan kemasan baru, ia mengubah volume bahan baku yang sama menjadi tiga bungkus keripik terong dengan harga total Rp36 ribu.
Sedangkan Elisa, yang memproduksi beras hitam, kini mampu menjual produknya seharga Rp40 ribu per bungkus dibandingkan Rp12 ribu saat kemasannya masih sederhana.
#rel/ede