JAKARTA -- Perempuan memang diharapkan bisa mengelola keuangan dalam keluarganya. Agar anggaran pendidikan, rumah tangga, hingga kesehatan dapat terencana lebih baik lagi.

Untuk itu, Visa, perusahaan pembayaran digital terdepan di dunia, meluncurkan kampanye #IbuBerbagiBijak, sebuah program Iiterasi keuangan yang memasuki tahun ketiga penyelenggaraan di lndonesia. Program ini digelar dalam rangka mengedukasi dan mendorong perempuan untuk berbagi pengetahuan seputar manajemen keuangan yang lebih baik.

BACA JUGA: Ingin Memulai Bisnis UMKM? Ikuti 9 Langkah Ini! 

Dilaksanakan bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (Bl), program #IbuBerbagiBijak telah menjangkau Iebih dari 300.000 perempuan di seluruh Indonesia sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2017.

Tahun ini, kampanye #IbuBerbagiBijak akan berkolaborasi dengan sejumlah komunitas pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), salah satunya Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), dalam rangka memperluas sasaran program.

Kampanye ini bertujuan meningkatkan Iiterasi keuangan para perempuan pelaku UMKM sekaligus mendorong inklusi keuangan ke komunitas yang mungkin masih belum memiliki akses ke layanan perbankan. 

Workshop #lbuBerbagiBijak kali ini akan diselenggarakan di dua kota besar, yakmi Bandung dan Yogyakarta, yang memang terkenal dengan semangat kewirausahaannya.

"Pertumbuhan wirausaha perempuan sangat menjanjikan dan membanggakan, dan kami ingin merayakannya dengan membekali para perempuan pelaku UMKM dengan manajemen keuangan yang lebih baik untuk memperluas bisnis mereka, dan ikut mengantarkan mereka menuju kesuksesan yang lebih lagi ke depannya," ujar Riko Abdurrahman selaku Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia.

Risiko dalam Industri Pinjaman Daring

Bagi sebagian orang, musuh terbesar dalam menabung adalah diri sendiri. Yuk kita intip tips berikut ini.

Sondang Martha Samosir, Kepala Departemen Literasi dan lnklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan, mengatakan bahwa perempuan pelaku UMKM terkadang menjadi korban lembaga fintech peer-topeer (P2P) lending atau pinjaman daring yang tidak terdaftar/berizin OJK. Hal tersebut diduga karena tingkat literasi keuangan khususnya bagi para perempuan pelaku UMKM yang belum baik.

BACA JUGA: Keutamaan Beriklan di Media Online Sumatrazone Bagi UMKM

OJK senantiasa memberikan edukasi terkait risiko-risiko dalam industri pinjaman daring dan bagaimana memanfaatkan pinjaman daring secara bijak sebagai alternatif sumber permodaian selain perbankan, termasuk meningkatkan pemahaman akan risiko fintech P2P lending ilegal/ investasifmtech P2P ilegal digunakan untuk tindak kriminalitas.

"Melalui program #IbuBerbagiBijak, kami bermaksud mengajak para perempuan pelaku UMKM untuk berhati-hati agar hanya mengakses pinjaman daring di perusahaan fintech P2P lending yang sudah resmi terdaftar/berizin dan berada di bawah pengawasan OJK. Serta dapat membantu mengedukasi para perempuan pelaku UMKM untuk memahami pentingnya mengelola keuangan secara Iebih bijak,” ujar Sondang.

Pengembangan UMKM

Sementara itu, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ricky Satria mengatakan bahwa pengembangan UMKM telah menjadi salah satu strategi utama Bank (Indonesia dalam mendorong inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

”Seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, kami sangat menggiatkan UMKM agar memanfaatkan teknologi digital dan segala instrumen non tunai yang tersedia untuk mendukung bisnis mereka. Program #lbuBerbagiBijak diharapkan dapat membekahi perempuan pelaku UMKM dengan pengetahuan manajemen keuangan yang mereka butuhkan,” ungkap Ricky.

#fim/bin






 
Top