ACEHTIMUR, ACEH -- Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Aceh, Ronny H, mendukung penuh langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur, membantu pengungsi etnis muslim Rohingya yang lari dari pembantaian dan pembersihan etnis di Myanmar.
Menurut Ronny, langkah pemerintah Aceh Timur itu sudah sangat tepat dan patut diberi penghargaan. Demi kemanusiaan, sudah bersedia menyelamatkan dan membantu para pengungsi, terutama anak - anak tak berdosa yang kelelahan terombang - ambing di tengah lautan luas.
BACA JUGA: Kini Warga Aceh Tolak Kedatangan Pengungsi Rohingya, Ini Alasannya...
"Kami mendukung penuh pemerintah, juga dalam hal ini TNI - Polri membantu melindungi para pengungsi itu atas nama kemanusiaan. Minimal mungkin sampai mereka kuat kembali menempuh perjalanan menuju negara tujuan mereka selanjutnya, sesuai arahan UNHCR," papar Ronny kepada awak media, Senin (20/11/2023).
Ronny menghimbau masyarakat agar tidak terprovokasi dengan isu - isu miring yang gencar mendiskreditkan para pengungsi yang tidak bersalah, hanya karena prilaku miring segelintir oknum pengungsi sebelumnya yang tidak ada kaitannya dengan para pengungsi yang baru saja tiba.
"Apa pun ceritanya mereka itu manusia, saya di tahun 2015 dulu juga pernah melihat mereka terdampar dan mendarat di Langsa, rata - rata pada terkapar hampir mati lemas. Memang harus kita tolong! Apalagi perempuan dan anak - anak. Jadi, jangan gara - gara isu satu dua orang dari mereka berulah, semua jadi ikut terkena dampaknya. Kita mesti objektif, jika ada pengungsi yang salah ya yang salah saja dihukum berat," ujar putera Idi Rayeuk itu.
BACA JUGA: Aktivis HAM Ini Ingin Seluruh Hasil Kekayaan Alam Aceh Timur Dinikmati Segenap Masyarakat
Ronny juga mengajak semua pihak agar tidak mengembangkan rasa kebencian secara berlebihan kepada para pengungsi, sehingga menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan.
"Kita mesti ingat, kita di Aceh dulu juga pernah merasakan konflik yang kejam dan memilukan. Banyak korban jiwa. Kita, keluarga kita, saudara kita dulu mungkin juga ada yang pernah terpaksa mengungsi ke negeri orang. Seingat saya dulu istilahnya eksodus, karena terpaksa. Jadi mungkin beda tipis sama nasib saudara kita muslim Rohingya ini, sama - sama dari daerah konflik. Jadi janganlah kita lupa," ungkap Ronny.
Dia juga mengkritisi soal isu yang ditimpakan kepada oknum pengungsi selama ini, yang menurutnya perlu diluruskan dan dipahami secara objektif sehingga tidak digeneralisir.
"Ya bisa jadi memang benar berbagai informasi masyarakat mengenai ulah oknum pengungsi itu yang gak baik. Contohnya isu pemerkosaan," ulasnya.
Andaikan itu benar, menurut Ronny kan bisa dihukum? Gak mesti pengungsi khan yang jadi pemerkosa? Ia merujuk berita online yang baru saja mengabarkan seorang pendidik memperkosa santrinya.
"Tahun lalu kami menemukan kasus ayah kandung memperkosa anak kandungnya sendiri dan pelakunya bukan pengungsi Rohingya. Jadi, jangan gara - gara satu orang kita timpakan kesalahan ke siapa saja, sehingga anak - anak pengungsi itu pun seolah kena dampaknya," kata Ronny.
Dia berharap masyarakat dan Pemerintah Aceh Timur dapat membantu para pengungsi dengan sepantasnya dan selalu menjunjung tinggi rasa kemanusiaan dan menghormati pemenuhan hak asasi manusia.
"Sebagai manusia, sebagai hamba allah, kita mesti mengedepankan kasih sayang kepada sesama manusia. Jangan karena isu dan ulah satu dua orang, kita kehilangan sisi kemanusiaan. Kita jangan lupa, hal serupa bisa saja menimpa kita dan keluarga, karena masa depan tidak ada yang tahu. Bagaimana rasanya jika kita dan keluarga yang mengalaminya?, "pungkas alumni Universitas Ekasakti (Unes) Padang itu menutup keterangannya.
#rel/ede