f: dok.modusaceh |
Aksi demo di lingkungan RS Arun Lhokseumawe berada dalam pengawalan ketat puluhan personil dari Satpol PP. Ikut hadir anggota DPRK Lhokseumawe Faisal dari Partai Aceh.
Di hadapan manajemen baru RS Arun Lhokseumawe, para pendemo bersorak dan meminta Rajid untuk angkat kaki dari lingkungan rumah sakit.
Sang auditor eksternal dinilai sudah sangat meresahkan serta telah merusak sistem manajemen rumah sakit. Misal, dia dituding melakukan perombakan posisi karyawan, mencampuri bagian medis yang bukan tugasnya juga menakut-nakuti karyawan akan dipecat. Tidak itu saja, ia bahkan sampai melakukan penutupan kantin rumah sakit.
Selain itu, Rajib juga terindikasi menjadikan rumah sakit sebagai ladang pencarian uang seperti pungutan antar jemput pasien. Padahal sebelumnya tidak ada biaya apa pun, kemudian mengurangi gaji karyawan.
“Rajib itu dosen di Universitas Malikussaleh, kenapa ia mencampuri urusan di sini? Kami minta surat tugas tapi tidak pernah dia perlihatkan. Ia selalu mengatakan dirinya diutus Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran untuk mengurus rumah sakit,” ungkap sejumlah pendemo.
Selain itu karyawan meminta Pj Wali Kota Lhokseumawe, untuk melakukan evaluasi terhadap Rajib agar tidak terjadi gejolak baru di rumah sakit.
Rajib, ketika ditanyai pendapatnya terkait penolakan atas dirinya oleh awak media hanya berucap singkat, "tanya ke PTPL".
“Kalau mau tahu status saya tanyakan kepada Pak Boy,” ujarnya saat dijumpai di lokasi demo.
Sementara itu Baihaqi, Direktur Pengembangan Usaha PTPL yang diminta konfirmasi terkait status Rajib, menolak untuk wawancara dengan alasan mau shalat dulu. Namun setelah ditunggu berjam-jam, ia tidak kunjung keluar menemui awak media.
Sikap yang sama juga ditunjukkan Direktur RS Arun Lhokseumawe. Ia juga menolak untuk dimintai keterangan oleh awak media setempat.
#mac/gia