JAKARTA -- Peristiwa tewasnya seorang pria, diduga akibat disiksa oleh empat oknum satpam Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, membuat tersentak masyarakat Indonesia, tak terkecuali pihak manajemen objek wisata terkemuka tersebut. Sejatinya objek wisata bernuansa ceria, pasca kejadian justru terkesan horror atau menakutkan!
Humas Ancol Ariyadi Eko Nugroho, Selasa (1/8/2023), menyatakan bahwa pihaknya sangat menyayangkan insiden yang terjadi. Manajemen Ancol tidak membenarkan tindakan yang diambil oleh para oknum petugas keamanan tersebut. Atas hal tersebut, pihaknya mengungkapkan rasa berdukacita sedalam-dalamnya dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban.
Ia juga mengungkapkan bahwa manajemen Taman Impian Jaya Ancol sudah memecat keempat petugas satpam tersebut setelah polisi menetapkan mereka sebagai tersangka tindak penganiayaan menewaskan seorang pria yang belakangan diketahui bernama Hasanuddin, warga Pademangan, Jakarta Utara.
“Betul dipecat, setelah dimintai keterangan oleh pihak berwajib. Para oknum tersebut saat ini sudah tidak bertugas di Ancol,” tegas Eko.
Humas Ancol tersebut juga mengklaim bahwa keempatnya bukan karyawan Ancol tapi tenaga alih daya atau outsourcing dari pihak ketiga.
“Oknum tersebut bukan karyawan. Jadi mereka tenaga alih daya atau outsourcing,” terang Eko.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya telah menyerahkan segala proses hukum kepada pihak berwajib.
Sebelumnya, korban Hasanuddin (42) tewas dihajar sekaligus disiksa empat sekuriti Taman Impian Jaya Ancol. Kejadiannya pada Sabtu (29/7/2023) siang sekira pukul 13.30 WIB. Korban dituduh melakukan pencurian barang milik pengunjung Ancol.
Belakangan diketahui bahwa Hasanuddin merupakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Perindo Pademangan Jakarta Utara.
Ihwal status Hasanuddin sebagai kader Perindo diungkap oleh Ketua DPW Perindo DKI Jakarta Effendi Syahputra.
Ia mengatakan, Hasanuddin sehari-harinya merupakan Ketua DPC Partai Perindo Pademangan, Jakarta Utara.
Menyusul meninggalnya Hasanuddin, Effendi mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan langkah-langkah upaya hukum agar korban mendapatkan keadilan.
Effendi menjelaskan, korban dianiaya karena dituduh melakukan pencurian, sehingga disiksa ketika di periksa di pos keamanan Ancol, Jakarta Utara.
“Kami masih akan meminta kronologi resminya lagi. Kami masih akan meminta kronologi resminya lagi,” jelasnya
Usai nyawa sang suami dihabisi atas tuduhan pencurian tanpa barang bukti, istri korban Upi Siti Mardiana (37) lantang menuntut keadilan hukum.
Menurut Upi, suaminya bukan penjahat bahkan ia adalah pejabat parpol, yakni sebagai Ketua DPC Partai Perindo Pademangan, Jakarta Utara.
“(Suami saya) Ketua DPC Perindo Pademangan,” kata Upi saat ditemui di kediamannya wilayah Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (2/7/2023) malam.
“Kalau perlu, silakan Mas tanya warga sini gimana kepribadian suami saya, dia itu ramah suka menyapa orang,” sambungnya.
Sebelum tewas dianiaya oknum sekuriti Ancol, Hasanuddin sedang sibuk mengurusi organisasi partai yang ia pimpin.
Meski demikian, Upi menceritakan suaminya giat bekerja sebagai pekerja lepas.
"Sehari-harinya suami saya itu buruh harian lepas, ngerjain apa aja mau dia. Berhubung belum ada kerjaan tetap, sehari-harinya ngurusin di partai aja,” ujarnya.
Sebelumnya, Upi sempat menemui para pelaku penganiayaan suaminya di Mapolsek Pademangan, Jakarta Utara. Keempatnya tengah menjalani pemeriksaan.
Yang dia sesalkan, tidak ada kata permintaan maaf keluar dari mulut para pelaku saat bertemu dengan Upi selaku istri korban.
“Saya ngomong ke dia kok bisa sampai segitunya Pak pukuli suami saya?, itu pun suami saya belum jelas salah,” ungkapnya.
Upi menyayangkan perlakuan semena-mena para pelaku lantaran menganiaya suaminya dengan kejam hingga meninggal.
“Jadi suami saya dipukul pakai bambu sampai bambunya patah-patah, dipukul pakai kawat, sampai ada tetesan bakaran plastik di badannya,” pungkasnya.
#bin/nov