LAMPUNGSELATAN, LAMPUNG -- Ribuan ekor hewan ternak sapi di Kabupaten Lampung Selatan terjangkit penyakit cacar kulit atau Lumpy Skin Disease (LSD).

"Laporan yang sudah diterima ada sekitar 3.000 hewan ternak sapi yang sakit LSD dari populasi sekitar 150.000," ungkap Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Selatan, Rini Ariasih di Kalianda, Senin (10/7/2023) kemarin. 

Ia mengatakan, ribuan ternak sapi tersebut sedang dalam penanganan petugas. Ada beberapa yang terjangkit meski sudah ada yang membaik, namun ada yang masih dalam proses pengobatan.

"Saat ini petugas masih menjalankan pengobatan pada ternak sapi yang sakit, dan petugas kami terus bergerak untuk melakukan vaksinasi serta pengobatan vaksinasi pada ternak sapi yang sehat," paparnya.

Dari sekitar 3.000 ekor ternak sapi yang terpapar LSD, katanya, kondisinya sudah memasuki masa pemulihan.

"Kami sudah mendapatkan bantuan obat-obatan dan vaksin dari pemerintah pusat, yang langsung kami salurkan," katanya.

Rini pun meminta kepada seluruh peternak segera melaporkan kepada petugas kesehatan hewan terdekat apabila ada sapi yang sakit. Ini untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.

"Agar peternak pro aktif, jika ternaknya ditengarai bergejala LSD yang diawali dengan demam, lalu muncul benjolan-benjolan di kulitnya. Segera melaporkan ke petugas Puskeswan terdekat. Jangan menunggu terlalu lama sampai ternaknya tidak mau makan atau benjolannya sudah terlanjur muncul merata di seluruh tubuh, karena akan memperlama masa penyembuhannya," ujarnya.

Selanjutnya ia mengimbau kepada pemilik hewan ternak untuk selalu menjaga kesehatan sapi dan selalu membersihkan lingkungan kandang.

"Agar peternak menjaga kebersihan kandang dan sekitarnya, dan mengupayakan menekan keberadaan lalat dan nyamuk dengan rajin melakukan penyemprotan menggunakan obat semprot serangga dan menyemprotkan desinfektan ke kandang yang sudah dibersihkan," kata Rini.

Tentang Penyakit LSD

LSD atau Lumpy Skin Disease adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae. 

Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut. 

Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu dan mengalami penurunan produksi susu. 

Penyakit LSD pada sapi disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae. Virus ini menyebar melalui gigitan serangga seperti nyamuk dan lalat. Sapi yang terinfeksi akan mengalami periode inkubasi selama 5-14 hari sebelum timbul gejala. 

Penyebaran penyakit dapat terjadi secara cepat di antara sapi yang berada dalam kandang yang sama atau antara kandang yang berdekatan. 

Ciri-ciri sapi yang terkena LSD yaitu kulit bentol-bentol, gatal dan bernanah

#ant/kid/bin




 
Top