JAMBI -- Perwakilan Aliansi Mahasiswa Jambi Muhammad Muhlisin Yusuf menuntut Wali Kota Jambi Syarif Fasha meminta maaf pada Syarifah Fadiyah Alkaff secara terbuka di media massa, pada Minggu (11/6/2023) malam di Ruang A DPRD Kota Jambi.
Menurut Muhlisin, pelaporan tersebut mencederai demokrasi dalam menyampaikan pendapat.
“Di sini kami sangat miris terhadap Pemkot melaporkan adik kita ini, mencederai demokrasi dalam menyampaikan aspirasi. Dan oke tuntutan sudah dicabut, cuma klarifikasi dari pemkot gimana? Ada tidak melakukan permintaan maaf ke adik kita Syarifah. Ini mengganggu mental dia, mental kawan-kawan juga kena nanti,” kata mahasiswa yang menggunakan almamater hijau ini.
Bintara dari komunitas Jambi Menggapai Keadilan (JMK) yang menerima kuasa dari keluarga Hafsah mengatakan, masyarakat juga masih menunggu permintaan maaf itu. Menurutnya pemerintah kota memang sudah minta maaf tapi baru secara internal, belum secara publik.
“Kita juga hari ini masih menunggu permintaan maaf dari Wali Kota Jambi Syarif Fasha untuk meminta maaf secara terbua di media. Sebab kita tercederai semua di sini. Jadi itu yang kita inginkan,” katanya.
Minta Maaf Belum Prioritas
Sekretaris Daerah Kota Jambi Ridwan mengatakan permintaan maaf itu belum jadi prioritas. Menurutnya pemulihan mental dan pendampingan pendidikan Fadiyah lebih penting.
“Permintaan maaf kita sudah meminta maaf, yang penting kita prioritaskan ini dulu baru kita lanjutkan. Selanjutnya masalah mental, mental itu kan KPAI minta kita juga dampingi. Kita ada tim independen yang dibiayai dan melekat di DPM-PPA atau dinas perlindungan anak, kalau seandainya terkena psikis dan mentalnya,” katanya.
Dewan Perwakilan Rakyat Kota Jambi mengadakan dengar pendapat bersama permasalahan rumah keluarga nenek Hafsah, pada Minggu (11/6/2023) malam.
Dengar pendapat ini adalah lanjutan dari aspirasi Aliansi Mahasiswa Jambi yang terdiri dari gabungan elemen mahasiswa di Kota Jambi. Rapat diadakan di Ruang Rapat A DPRD Kota Jambi.
#kpc/tik