PAYAKUMBUH, SUMBAR -- Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tengah dihantui oleh Penyakit Tidak Menular (PTM) yang terbilang punya dampak berbahaya. Ancaman dari penyakit ini adalah kematian dan kecacatan, dan terbilang yang terbesar di Indonesia.
Bahkan, Pemerintah Kota Payakumbuh menyebut penyakit tersebut sebagai Silent Killer, mengidap penyakit ini bisa saja berujung pada kematian kapan saja.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Yuneri Yunirman, kepada awak media setempat membenarkan adanya silent killer di tengah-tengah warga setempat.
Lebih tegas Yuneri mengungkapkan bahwa penyakit dimaksud adalah Hipertensi. Berdasarkan data, penyakit ini telah menyerang belasan ribu warga Kota Biru.
“Pada tahun 2021 tercatat sebanyak 18.068 (12,8%) masyarakat Kota Payakumbuh menderita hipertensi,” katanya.
Menurut Yuneri, selain kecacatan dan kematian, Hipertensi juga berpeluang menganggu ekonomi.
Sebab, keberadaan penyakit ini tidak terdeteksi sejak dini, sehingga penanganannya sedikit sulit.
“Lebih baik mencegah dari pada mengobati, sedia payung sebelum hujan, karena sehat itu mahal,” tutupnya.
Pemeriksaan Kesehatan
Demi menekan dampak yang lebih luas, Yuneri pun mengupayakan gerakan deteksi dini.
Untuk langkah awal, gerakan deteksi berupa pemeriksaan kesehatan dimulai di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pemeriksaan kesehatan ini meliputi pemeriksaan antropometri, pengukuran tekanan darah, gula darah dan kolesterol.
Selain itu, ada pula pemeriksaan tekanan Darah, pengukuran berat dan tinggi badan.
Serta pengukuran lingkar perut untuk memantau IMT (Indeks Masa Tubuh).
Ada juga pemeriksaan labor berupa pemeriksaan gula darah sewaktu dan kolesterol sewaktu.
Terakhir pemeriksaan mata, semua tanpa pemungutan biaya alias gratis.
“Sekitar 100-200 orang ASN ini yang merupakan perwakilan dari masing OPD telah menjalani pemeriksaan kesehatan secara gratis, ” jelasnya.
Pemeriksaan ini dilaksanakan di setiap OPD, dan 8 puskesmas yang ada di kota Payakumbuh.
Sekda Payakumbuh, Rida Ananda pun meminta stakeholder terkait untuk meningkatkan layanan.
“Perlu tindakan yang tepat, salah satunya adalah dengan mendekatkan akses layanan serta meningkatkan kesadaran keikutsertaan masyarakat untuk melakukan deteksi dini,” pungkasnya.
#ksb/bin