Selain kelengkapan surat-surat kendaraan, polisi juga memeriksa sertifikat vaksin pengemudi dan penumpang yang dibawanya.
Jika tak mempunyai sertifikat vaksin, maka dipastikan yang bersangkutan belum disuntik vaksin sama sekali. Untuk itu, petugas langsung membawanya ke gerai vaksin yang telah disediakan.
Meski terkesan mendadak, vaksinasi dilakukan dengan tetap mengikuti SOP yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti mencatat nomor induk kependudukan, memeriksa tekanan darah hingga mendata riwayat penyakit yang pernah diderita.
Ironisnya, tak semuanya berkenan disuntik vaksin secara mendadak, beberapa orang yang terjaring razia di Polsek Koto Tangah mengemukakan beribu alasan agar dirinya tak disuntik vaksin.
Menariknya dan patut diacungi jempol, polisi juga punya beribu cara meyakinkan yang bersangkutan agar mau disuntik vaksin.
Penumpang setuju dengan kegiatan yang dilakukan polisi ini. Warga juga mengapresiasi. Mereka berpendapat sudah selayaknya pemerintah memaksa warga untuk disuntik vaksin untuk menghadapi pandemi Covid-19.
"Seluruh warga harus bersatu untuk melawannya. Salah satu cara yang paling ampuh adalah suntik vaksin," ucap Endang Pribadi ketika diwawancarai staf Bidhumas Polda Sumbar.
Sementara itu, Kapolsek Koto Tangah AKP Afrino Chaniago, mengatakan vaksinasi yang melibatkan warga yang terjaring razia ini, merupakan hal yang baru di Sumatera Barat. Langkah yang dilakukan Polsek Koto Tangah bertujuan menambah angka capaian vaksinasi di Sumbar.
Vaksinasi dengan kiat yang dilakukan Polsek Koto Tangah dianggap ampuh menambah angka capaian vaksinasi. Rencananya kegiatan serupa akan dilakukan secara rutin di semua Polsek di Sumbar. Tunggu saja!
#rel/sz2
