Wali Kota Padang, Hendri Septa, dengan latar (ilustrasi) babi siap potong di rumah potong hewan. |
“Sebelumnya di RPH Lubuk Buaya ada pemotongan babi dan juga ada sapi, sekarang karena sudah ada RPH baru di Air Pacah maka untuk sapi fokus di RPH Air Pacah,” kata Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat, Kamis (7/10/2021).
Kemudian, anak buah Wali Kota Hendi Septa itu menyinggung tentang kegiatan renovasi RPH khusus babi tersebut, yang menurutnya belum tersentuh renovasi sejak awal berdiri. Pada sisi lain, menurutnya lagi, kondisinya saat ini butuh perbaikan.
Untuk menunjang hal ini, pihaknya melakukan rehabilitasi RPH dan kandang penampungan babi serta gangway dengan pagu anggaran Rp338,41 juta.
“Dengan rehab ini diharapkan kondisi RPH akan lebih baik dan higienis dan tentu saja peruntukan khusus nonmuslim,” katanya.
Dikatakannya, di lokasi itu juga dibuat kandang tertutup dan dilakukan pemotongan untuk kemudian dijual di Pasar Tanah Kongsi Padang.
“Dalam pengiriman dari RPH ke Pasar Tanah Kongsi juga dilakukan pengawalan sehingga tidak ada penyalahgunaan,” ujarnya.
Menurut Syahrial, setiap harinya ada sekitar 2-3 ekor babi yang dipotong di RPH Lubuk Buaya.
Babi-babi tersebut didatangkan dari Sumatra Utara, tepatnya Tanah Karo dan Simalungun.
“Jadi ada agen khusus yang membawa babi dari Tanah Karo dan Simalungun, Sumut,” katanya.
Kemudian, sebelum dipotong, babi tersebut diperiksa kesehatannya oleh dokter hewan, apakah layak dipotong atau tidak.
Setelah itu, daging babi dibawa ke Pasar Tanah Kongsi dengan dikawal untuk mencegah terjadinya penyelewengan dalam pendistribusian.
#rel/red