LAS VEGAS selalu dianggap sebagai kota metropolitan yang glamour dan menjanjikan kekayaan bagi siapapun yang bekerja di sana.
Nggak heran, nama kota ini sampai banyak dijadikan judul film dewasa berkat banyaknya nikmat dunia yang bisa dirasakan di sana. Selain itu, banyak banget orang yang tergiur dengan iming-iming kota ini dan mencoba mengadu nasib di sana.
Sayangnya, tidak semua berhasil survive dalam geliat Las Vegas yang mendapat sebutan "kota penuh dosa hiburan malam" ini.
Banyak di antara mereka berakhir dengan menjadi tunawisma dan gelandangan. Beberapa bahkan tinggal dan hidup di sebuah gorong-gorong kumuh di bawah Las Vegas. Ikuti penelusuran Jaka berikut!
Tinggal di Gorong-Gorong Air
Dilansir Citizen Brooklyn, sekitar 1.000 tunawisma yang berasal dari berbagai negara bagian Amerika tinggal di sebuah gorong-gorong Las Vegas.
Terowongan sepanjang 200 mil ini tersembunyi jauh di bawah tanah kota. Gorong-gorong ini sejatinya digunakan untuk menyalurkan luapan air serta limbah dari kasino, klub malam, hotel, hingga rumah penduduk.
Namun, sejak tahun 2017, terowongan tersebut menjadi 'hunian darurat' bagi mereka yang terlantar dan tidak memiliki tempat tinggal. Sangat kontras dengan kehidupan gemerlap Las Vegas, bukan?
Kehidupan Memprihatinkan
Sebagian besar orang yang hidup di gorong-gorong ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Kebanyakan dari mereka mengalami putus asa karena kehilangan pekerjaan.
Ada juga yang merupakan pengedar dan pecandu narkoba serta kriminal berat. Tidak heran, polisi sering lalu lalang di dekat gorong-gorong untuk menangkap mereka.
Ironisnya, di tempat ini juga tinggal para veteran tentara, termasuk mereka yang mengalami trauma berat pasca berperang.
Harga Sewa Rumah Terlalu Mahal
Dilansir Merdeka, sebagian besar penghuni gorong-gorong Las Vegas ini bertahan hidup dengan menjadi pengemis atau gelandangan. Mereka tidak segan untuk mengais-ngais makanan sisa yang dibuang ke tempat sampah.
Namun, ada juga penghuni gorong-gorong yang memiliki pekerjaan tetap, entah sebagai pegawai rendahan atau pembantu pelaksana.
Biarpun begitu, gaji mereka jauh dari kata cukup untuk membeli atau setidaknya menyewa tempat yang tinggal. Hal ini disebabkan harga sewa tempat tinggal di Las Vegas terlampau mahal.
Sering Kebanjiran
Kehidupan mereka di gorong-gorong air memaksa mereka untuk 'akrab' dengan luapan air yang sering datang dan membanjiri tempat tinggal mereka.
Tak jarang, kasur, meja, kursi, peralatan dapur, hingga lemari bakal basah karena genangan air yang datang tiba-tiba tanpa peringatan.
Hal ini membuat mereka memiliki risiko yang besar untuk terkena penyakit mengingat udara yang begitu lembab. Selain itu, serangan hewan liar maupun perampokan juga jadi momok di sini layaknya film-film bertema perampokan.
Sudah Betah dan Jadi Keluarga
Biarpun ancaman kriminal dan penyakit begitu besar, para penghuni 'apartemen' gorong-gorong ini sudah terlanjut nyaman dan betah tinggal di sini.
Memang, tidak ada tembok pembatas atau sekat yang membatasi antara bilik penghuni. Jadi jangan mengharapkan adanya privasi di sini.
Mereka mengaku tidak punya pilihan lain selain bertahan hidup, sambil tetap bermimpi kelak suatu hari nanti mereka bisa menikmati gemerlap Las Vegas layaknya orang-orang kaya.
Akhir Kata
Itulah tadi ulasan khusus Jaka mengenai 'apartemen' gorong-gorong di Las Vegas yang jadi tempat tinggal hampir seribu tuna wisma kota itu.
###