JAKARTA -- Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Djohermansyah Djohan, mencatat sejumlah kepala daerah yang meninggal dunia karena Covid-19.
Menurut Djohermansyah, tugas dan tanggung jawab para kepala daerah mengharuskan mereka tetap turun ke lapangan berinteraksi dengan orang lain, sehingga rawan terpapar Covid-19.
“Kepala daerah serta para pembantunya tidak bisa duduk manis di belakang meja, di pendopo rumah jabatan, tapi harus turun ke lapangan mengontrol keadaan masyarakat, mengedukasi dan memotivasi mereka, serta memastikan kebijakannya dijalankan oleh segenap jajaran,” ujar Djohermansya, di Jakarta, Selasa (13/7/2021).
Di sisi lain, biaya yang dibutuhkan untuk mencetak kepala daerah dan wakilnya juga sangat tinggi. Proses pemilihannya pun melebarkan rakyat secara langsung.
Djohermansyah mendorong agar Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang difasilitasi Kantor Kepresidenan membuat pedoman protokol kesehatan bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam menjalankan tugas pemerintahannya pada masa pandemi Covid-19.
Misalnya, protokol menerima tamu dan saat bekerja ke lapangan.
“Bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang telah gugur kena Covid-19 kiranya patut diberikan bintang jasa,” kata dia.
Berikut daftar kepala daerah yang meninggal dunia akibat Covid-19 sejak virus mematikan asal Tiongkok itu ditemukan di Indonesia pada Maret 2020:
1. Bupati Morowali Utara, Aptripel Tumimomor
Dia meninggal pada 2 April 2020 di Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo, Makasar. Jenazah Aptripel kemudian dimakamkan di Kabupaten Gowa bertepatan dengan hari ulang tahunnya pada 3 April 2020 saat usianya genap 54 tahun.
2. Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul
Dia meninggal pada 28 April 2020 di usia 60 tahun setelah menjalani perawatan selama 17 hari di RSUP Raja Ahmad Thabib usai dinyatakan positif Covid-19. Sebelum positif Covid-19, Syahrul sempat melakukan perjalanan ke Sumatra Barat dan Batam.
3. Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani
Dia meninggal pada 10 Agustus 2020 saat menjalani isolasi karena terinfeksi Covid-19. Dia menutup usia di RSUD Ulin Banjarmasin pada usia 50 tahun.
4. Wakil Bupati Way Kanan, Edward Antony
Dia meninggal pada 16 Agustus 2020 usai dirawat di RSUD dr H Abdul Moeloek Bandar Lampung selama seminggu karena terinfeksi Covid-19. Edward sempat melakukan perjalanan ke Jakarta. Dia juga diketahui memiliki penyakit lain, yakni kencing manis dan diabetes melitus.
5. Pelaksana tugas Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin
Dia meninggal dunia pada 22 Agustus 2020 setelah dirawat di RSUD Sidoarjo. Sebelum meninggal, Nur sudah sakit selama sepekan. Kemudian dia dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan positif Covid-19.
6. Bupati Halmahera Timur, Muh Din Ma’bud
Dia meninggal pada 4 September 2020 setelah berorasi di posko pemenangan saat Pilkada dan tiba-tiba ambruk.
7. Bupati Berau, Muharram
Dia meninggal dunia pada 22 September 2020 saat usianya 52 tahun menjalani perawatan di RS Pertamina Balikpapan akibat terpapar Covid-19.
Hasil tersebut terungkap setelah Muharram melakukan cek kesehatan sebagai syarat maju Pilkada 2020 di RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
8. Bupati Majene, Fahmi Massiara
Dia meninggal pada 28 september 2020 di RS Grestelina, Makassar. Dia sempat menjalani perawatan selama sebulan dan memiliki penyakit paru-paru yang sudah lama diderita.
9. Bupati Bangka Tengah, Ibnu Saleh
Dia meninggal dunia pada 4 Oktober 2020 di usia 58 tahun saat menjalani perawatan akibat Covid-19 di Rumah Sakit Bukti Timah, Kepulauan Bangka Belitung.
10. Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja
Dia meninggal dunia pada Ahad (11/7/2021) setelah berjuang melawan Covid-19.
Ada riwayat komorbid dan sempat dilaporkan terkendala mendapatkan perawatan ICU, hingga dilarikan ke RS Siloam Tangerang.
#rep/bin