PADANG -- Ada dua bentuk pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), yakni pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian bagi para narapidana (napi).
Pembinaan kepribadian bertujuan untuk meningkatkan kapasitas keimanan dan ketaqwaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui pendidikan keagamaan berupa ceramah agama dan pengajian alqur’an, pendidikan kewarganegaraan serta budi pekerti.
Sedangkan pembinaan kemandirian bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para napi pada sektor kewirausahaan, sehingga para WBP bisa hijrah ke penghidupan yang lebih baik setelah kembali ke tengah-tengah masyarakat.
Bentuk pembinaan kemandirian bagi para napi sangat beragam. Bisa berupa pelatihan keterampilan, pelatihan kerja mandiri, pelatihan bercocok tanam, pembuatan mebel, pot bunga, souvenir, hingga berupa pelatihan kapster barbershop (penata rambut) dan membuat aneka kue sebagaimana digelar sekelompok pengusaha peduli WBP di Lapas Kelas II A Muaro Padang, Senin (28/6/2021).
Kegiatan pelatihan yang diikuti puluhan WBP dari 3 Lapas -- Lapas Muaro, Lapas Bukittinggi dan Lapas Padangpanjang -- ini menghadirkan anggota DPRD Kota Padang, Budi Syahrial, SH, selaku salah seorang motivator.
Diketahui, selain dikenal sebagai wakil rakyat yang kritis dan vokal, pria yang masuk dalam jajaran pionir Koran Pagi Posmetro Padang ini juga terbilang sukses mengembangkan bisnis kuliner yang ia rintis bareng istri tercinta sejak beberapa tahun terakhir.
Di hadapan para WBP, Budi berbagi cerita tentang bisnis kuliner yang ia geluti bareng sang istri. Awalnya mereka memulai dengan kuliner berbasis durian yang dinamai "Kedumer". Dimulai dari rumah, menurutnya modal usaha ini tak sampai hitungan jutaan rupiah. Seiring waktu, perlahan, jumlah pelanggan terus tumbuh. Kedumer sendiri merupakan singkatan dari "ketan durian dilumer".
Kunci agar pelanggan terus bertumbuh, ungkap Budi, antara lain dengan terus menjaga kualitas produk selain kemasan yang harus hygienis, harga jual yang bersahabat dengan kantong pelanggan serta sejumlah persyaratan teknis lainnya.
Selain Kedumer, varian lain dari produk berbahan durian terus dilahirkan. Seperti, Pancake Durian, Kebab Durian Mini, Durian Sticky Rice dan Ketan Durian.
Kemudian, Klepetart Durian, Durian Kupas. Madame Durian juga menyediakan fruit salad kemasan 300 ml dan 500 ml.
"Produk berbahan durian ini sekarang kita label dengan merk Madame Durian. 'Durian mania' bisa mencoba untuk menikmati produk Kedumer di lapak kami di kawasan GOR Agus Salim tepatnya di pinggir jalan dekat sekolah catur," ungkap Budi.
Fokus ke produk berbahan durian, ungkap Budi, membuat usaha yang dirintisnya itu telah jadi pemasok utama sejumlah usaha martabak manis yang tersebar di berbagai sudut kota Padang.
"Alhamdulillah, kita sekarang telah mendapatkan pasokan durian kualitas terbaik dari berbagai daerah penghasil durian di Sumatera Barat. Kita selalu menjaga pasokan agar ketersediaan produk selalu terjaga," ungkap Budi.
Selain kuliner berbasis durian, Budi juga menyediakan aneka rendang seperti lokan, daging dan jengkol. Pemasaran secara daring, juga dirintis dengan memanfaatkan sosial media, facebook dan instagram.
"Semoga cerita saya tentang usaha kuliner tadi bisa menginspirasi, membuka cakrawala saudara-saudara WBT dalam menyongsong kembalinya mereka ke tengah-tengah masyarakat nantinya. Intinya menjalani usaha atau pekerjaan halal, sehingga imej minor yang kerap dilekatkan masyarakat kepada para mantan napi bisa ditepis," harap Budi.
(ede)