CALIFORNIA, USA -- Makhluk campuran manusia-monyet hasil kerja para ilmuwan Amerika Serikat (AS) bertahan hidup hingga 20 hari sejak dibuat. Makhluk campuran atau chimera yang statusnya masih embrio itu kemudian dimusnahkan.
Proyek kontroversial itu dipimpin oleh pakar ekspresi gen Juan Carlos Izpisua Belmonte dari Salk Institute di California. Dia bersama timnya telah menanamkan sel induk manusia ke dalam beberapa embrio monyet yang kemudian tumbuh hingga 20 hari.
Pekerjaan itu telah memicu kritik dari para ilmuwan lain tentang etika dan status hukum dari makhluk itu jika tetap hidup. Di sisi lain, Belmonte mengklaim riset timnya bermanfaat potensial berkenaan dengan pengungkapan rahasia yang tersisa dari biologi perkembangan dan evolusi serta bisa menjadi solusi untuk krisis organ manusia.
“Karena kami tidak dapat melakukan jenis eksperimen tertentu pada manusia, penting bagi kami untuk memiliki model yang lebih baik untuk mempelajari dan memahami biologi dan penyakit manusia dengan lebih akurat,” kata Belmonte.
“Sasaran penting biologi eksperimental adalah pengembangan sistem model yang memungkinkan studi penyakit manusia dalam kondisi in vivo," ujarnya,Sabtu (17/4/2021).
Menurut tim riset tersebut, beberapa embrio monyet disuntik dengan sel induk manusia. Sel induk itu dapat menghasilkan berbagai jenis jaringan, baik jaringan embrio maupun non-atau ekstra-embrio.
Sel manusia terdeteksi di 132 embrio chimera 24 jam setelah implantasi, sementara 103 embrio chimeric masih berkembang sembilan hari kemudian.
Pada hari ke-19, jumlah embrio chimera yang selamat turun menjadi tiga, yang semuanya memiliki persentase sel manusia yang tinggi saat mereka terus tumbuh. Semua embrio dihancurkan dalam waktu 20 hari sejak penciptaannya.
Chimera sejatinya telah dibuat sejak tahun 1970-an, dengan berbagai tingkat keberhasilan. Penelitian biasanya dilakukan pada hewan pengerat, tetapi baru-baru ini melibatkan penggunaan DNA babi dan domba.
Teknologi penting yang memungkinkan embrio monyet bertahan hidup di luar tubuh untuk jangka waktu yang lama juga dikembangkan oleh Weizhi Ji dan timnya di Universitas Sains dan Teknologi Kunming di Yunnan, China.
Dengan menganalisis sampel, para peneliti dapat menentukan jalur komunikasi mana antara monyet dan sel manusia yang layak untuk generasi chimera masa depan dan mana yang tidak.
Ini akan memperluas kemungkinan menghasilkan chimera masa depan dengan spesies yang secara genetik lebih jauh dari manusia daripada monyet, membuka pintu ke jalur penelitian yang unik, termasuk menumbuhkan organ yang dapat ditransplantasikan untuk digunakan pada manusia tetapi tumbuh pada hewan.
Para peneliti berhati-hati untuk menyoroti berbagai konsultasi etika yang mereka lakukan sebelum membuat embrio chimera manusia-monyet dan berulang kali menggarisbawahi perhatian penuh pada pertimbangan etika dengan berkoordinasi.
#RusiaToday