PADANGPARIAMAN, SUMBAR -- Selepas menghadiri acara besar keagamaan Maulid Nabi Muhammad SAW, calon wakil bupati (Cawabup) Padang Pariaman nomor urut 3, Happy Neldi bersama rombongan meninjau sebuah fenomena alam yang tak biasa terjadi di Surau Korong Toboh Sikaladi, Nagari Toboh Gadang Barat, Kecamatan Sintoga, Sabtu (8/11/2020).
Adapun fenomena yang terjadi di Surau Korong Toboh Sikaladi ini, pincuran air yang memancar dari mata air higienis tanpa mesin pompa, namun bisa langsung diminum.
Menurut Mak Syamsudin, tokoh masyarakat setempat, munculnya pincuran air yang mengalir tanpa bantuan mesin pompa itu berawal dari ketidaksengajaan.
Pasalnya, masyarakat yang notabene adalah jemaah surau yang tadinya membutuhkan air untuk kebutuhan wudhu dan lain sebagainya, sepakat membuat sumur bor di lingkungan surau.
Namun, setelah pengerjaan pembuatan sumur bor selesai dikerjakan dengan kedalaman sumur 12 meter itu, mukjizat itu pun hadir. Tiba-tiba air mengucur deras dari pipa yang terpasang dari dasar sumber air setelah dipancing dengan mesin pompa.
"Jadi awalnya sewaktu dihidupkan pompa mesin, air mengalir. Namun sewaktu mesin dimatikan, air tetap mengalir deras tanpa bantuan mesin. Dan fenomena ini sudah terjadi sejak 3 tahun lalu. 24 jam air terus mengalir di sini tanpa henti," terangnya.
Uncu Bahar Dt. Marajo menerangkan, dengan adanya fenomena alam itu, air yang terus mengalir tanpa henti tersebut diuji klinis berdasarkan kajian dari tim ahli yang dihadirkan.
"Nah, berdasarkan kajian dan diuji tim ahli itulah air yang mengalir tanpa mesin dinyatakan bisa dikonsumsi tanpa dimasak. Alhamdulillah, setiap hari ratusan warga dari berbagai korong dan nagari mengambil air untuk kebutuhannya di sini setelah dinyatakan higienis dan bisa langsung diminum," sebutnya.
Lisma dan Pendi, warga setempat yang ditemui di lokasi mengaku sudah 2 tahun lebih mengkonsumsi air Surau Korong Sikaladi untuk kebutuhan keluarga sehari hari. Sampai saat ini mereka beserta keluarga tidak pernah merasa terganggu kesehatannya setelah mengkonsumsi air tersebut.
"Lebih dari 2 tahun kami selalu mengambil air untuk kebutuhan memasak di sini. Dan alhamdulillah, kami sekeluarga sehat dengan mengkonsumsi air ini tanpa dimasak," sebut mereka.
Happy Neldy, yang menyempatkan berhenti mengunjungi Surau Sikaladi untuk beribadah shalat Ashar usai acara Maulid Nabi, merasa takjub dan mendorong nagari maupun daerah untuk menjadikan sumber air tersebut sebagai aset.
"Jadi kedepan, fenomena langka ini bisa kita pugar dengan menjadikan ini sebagai aset untuk penambahan PAD di luar PDAM. Di sini kita bisa membuat pabrik air mineral. Tak tertutup kemungkinan juga menjadi PAD nagari dan daerah. Kedepan ini akan kita kemas menjadi kemasan air mineral. Tentunya melalui BUMNag," urai Happy Neldi.
(idm)