f: dok.kompas |
Seperti diketahui, John Kei dan 29 anak buahnya ditangkap atas penyerangan rumah milik Nus Kei di Perumahan Green Lake City, Cipondoh, Tangerang, Minggu (21/6/2020).
Selain itu, pembacokan terhadap anak buah Nus Kei di Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat juga diduga didalangi kelompok ini.
Dalam acara Rosi di KompasTV, Kamis (25/6/2020), Tubagus mengakui ada sikap positif yang mendukung jalannya pemeriksaan.
Ia menyebutkan para tersangka mengakui perbuatan mereka.
"Satu hal yang menjadi sisi positif atau sisi lain, mereka itu orang-orang gentlemen," kata Tubagus Ade Hidayat.
"Mereka itu, rata-rata sepengalaman saya, ketika habis melakukan mengakui 'Saya yang melakukan'," jelasnya.
Tubagus menjelaskan hal tersebut sudah menjadi budaya di kelompok preman bawahan John Kei.
Ia menyebutkan sikap tersebut sering ia temui saat menangani kasus premanisme.
Menurut Tubagus, hal itu dapat diperhitungkan sebagai sikap positif.
"Itu budaya di mereka. Pengalaman saya berdinas di kepolisian Reserse berulang kali menangani itu, hampir tidak pernah ada dia menolak karena memang gentlemen-nya masih ada sisi positifnya," jelas Tubagus.
Ia menambahkan, anak buah John Kei saat itu juga langsung mengakui perbuatannya.
"Sehingga ketika dia melakukan, yang saat ini terjadi pun dia mengakui," kata Tubagus.
Meskipun begitu, Tubagus menyebutkan para anggota kelompok John Kei tidak mengaku disuruh.
Mereka mengaku aksi penyerangan itu sebagai tindakan mereka sendiri.
Tubagus menilai sikap itu disebabkan aspek loyalitas para anak buah terhadap pimpinannya.
"Tidak juga, karena ada satu poin sisi nilai tertinggi di kelompok yang seperti itu adalah nilai loyalitas, kesetiaan," paparnya.
Ia mengatakan sikap tersebut memang ada dalam kelompok preman.
"Kesetiaannya itu terganggu, maka akan muncul. Nilai tertinggi di antara mereka adalah kesetiaan," kata Tubagus.
Dalam prarekonstruksi yang dilakukan pada Rabu (24/6/2020), tidak semua menghadirkan John Kei.
Diketahui para anak buah tersebut beberapa kali mengadakan rapat sebelum menyerang rumah Nus Kei.
"Memang tidak di semua rapat koordinasi John Kei hadir," jelas Tubagus.
Rincian lokasi dan waktu pemufakatan jahat itu berada PT ATE, di Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, lalu rumah John Kei di Jalan Tytyan Indah Utama X, Bekasi, Jawa Barat dan Cempaka Putih.
Hal itu seperti diungkapkan Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak pada Kompas.com.
"Ada (pemufakatan jahat) di Arcici sebelum kejadian jam 11.00 di Kosambi (Cengkareng) dan jam 13.00 di Tangerang (Green Lake City)," ujar Jean.
Dalam kejadian itu, ada sosok anak buah John Kei yang berperan besar dalam penyerangan tersebut. Sosok itu adalah DF.
Ia bertugas sebagai pengarah dan pembagi tombak.
"Arcici ini adalah tempat terakhir yang digunakan oleh tersangka DF untuk memberi arahan terakhir dan membagi-bagi tugas, membagi-bagi peralatan berupa senjata tajam, tombak, dan mobil-mobil yang ada," ujar Jean.
Sedangkan, 25 anak buah lainnya disebar ke Green Lake City untuk menyerang kelompok ke Nus Kei.
Dalam melancarkan aksinya itu semua anak buah John Kei menggunakan mobil.
"Setelah di Arcici di Cempaka Putih, enam mobil akan dibagi, lima mobil untuk berangkat ke TKP rumah Nus Kei yang ada di Cluster Australia," ujar Jean.
Sumber: kompas