MAJALENGKA, JABAR -- Sebanyak 10.000 benih ikan Nileum ditebar di aliran sungai Cikadondong, Desa Rajagaluh Lor, Kecamatan Rajagaluh, Kabupatan Majalengka, Provinsi Jawa Barat, Minggu (7/6/20). Ikan yang ditebar tersebut merupakan hasil swadaya masyarakat.
Ketua Masyarakat Rajagaluh Peduli Alam (Mr. Pala) Agung Boeloe, menjelaskan, penebaran ikan Nileum di aliran sungai Cikadondong ini bertujuan untuk memperbaiki ekosistem di aliran sungai tersebut.
“Tujuan ditebarnya benih ikan di aliran sungai Cikandondong ini, agar bisa tumbuh dan berkembang biak sehingga bisa memperbaiki ekosistem sungai dan masyarakat bisa menikmati nilai ekonominya nanti,” papar Agung.
Menurutnya lagi, tidak tertutup kemungkinan aliran sungai Cikadondong masih tercemar polusi disebabkan masyarakat sekitar yang membuang sampah sembarangan. Oleh karena itu, pihaknya melakukan penebaran ikan agar masyarakat lebih peduli dengan ekosistem sungai karena ikan bisa mengurangi pencemaran atau mengurai polusi di sungai.
“Ini memang harus bekerjasama dengan masyarakat, jadi mereka harus punya satu cara ataupun satu keinginan untuk menjaga sungai. Jadi, nanti masyarakat bisa berkoordinasi kepada RT, RW dan ke Dinas Lingkungan Hidup untuk menyampaikan terjadinya pencemaran,” jelasnya.
Ia menjelaskan, sebelum melakukan penebaran benih ikan di sungai Cikadondong, pihaknya berkoordinasi dengan Muspika Rajagaluh dan Generasi Muda Iplik (GMI) diketuai Iman Akew, ikan apa yang cocok ditebar di sungai Cikadondong.
“Kita ajak masyarakat sekitar, pemuda pemudi dan ibu-ibu untuk menebar ikan agar pemuda-pemudi bisa memahami fungsi sungai dan ekosistemnya. Kita berharap ikan yang ditebar ini bisa tumbuh berkembang dan ekosistem aliran sungai Cikadondong makin membaik,” harapnya.
Sementara, Kepala Desa Rajagaluh Lor, Muhamad Ibrahim atau akrab disapa "Aris Esdo" menuturkan, lewat penebaran benih ikan bersama Mr. Pala dan GMI akan terlihat indikator bahwa sungai itu sehat atau tidak dan sungai itu kualitas airnya bagus atau tidak. Semua nanti bisa dilihat dari habitat yang di dalam sungai.
"Kita akan buktikan bahwa sekarang kita sudah mulai bergerak untuk meningkatkan kualitas air sungai, sampah, kemudian kotoran-kotoran juga sudah mulai kita kurangi,” katanya.
Untuk pengawasan, kontrol dan monitoring tambah Ibarahmi, diakui pihaknya tidak bisa melakukan pengawasan secara 24 jam, tetapi pihaknya hanya bisa mengingatkan masyarakat agar bisa menjaga aliran sungai Cikadondong.
“Saya bilang ke warga untuk menjaring ikan nggak bisa, tapi kalau untuk mancing silakan, itu pun harus tunggu ikannya besar,” ujarnya.
Ia berharap mendapat CSR lainnya untuk kelestarian lingkungan dan apapun itu programnya yang terpenting untuk kemaslahatan warga.
“Kalaupun ada tawaran bantuan dari KLHK dan konservasi hutan lindung Jawa Barat, apapun itu bantuannya kita tidak pilih-pilih yang penting kita ada link dulu supaya enak bergerak memasukkan proposal apa saja, kalau sudah terbangun jaringan," pungkasnya.
(ari/oel)