JAKARTA -- Nissan Motor menutup pabrik dan fasilitas manufaktur di Indonesia untuk mencapai pertumbuhan, stabilitas dan keuntungan yang memadai pada 2023.
Chief Executive Officer Nissan Makoto Uchida mengatakan setelah fasilitas di Indonesia ditutup, perusahaan akan berkonsentrasi pada pabrik Thailand sebagai basis produksi tunggal di ASEAN.
Selain itu, Nissan juga melakukan penyesuaian produksi sebesar 20 persen atau mencapai 5,4 juta unit per tahun.
“Kita juga merasionalisasi jajaran produk global sebesar 20 persen dari 69 menjadi kurang dari 55 model,” ujar Uchida dalam keterangan resmi, Jumat (29/5/2020).
Upaya lain yang dilakukan Nissan adalah dengan mengurangi biaya tetap sekitar 300 miliar yen atau USD2,7 miliar serta menutup pabrik Barcelona di Spanyol dan mengkonsolidasikan produksi Amerika Utara di sekitar model inti.
"Kita fokus pada operasi inti Nissan di pasar Jepang, China, dan Amerika Utara," kata Uchida.
Selain itu, Nissan juga akan memanfaatkan aset aliansi untuk mempertahankan bisnis di tingkat operasional yang sesuai di Amerika Selatan, ASEAN, dan Eropa.
Nissan juga akan keluar dari pasar Korea Selatan, kemudian bisnis Datsun juga keluar dari Rusia, dan merampingkan operasi di beberapa pasar di ASEAN.
Uchida mengatakan melalui manajemen yang disiplin, perusahaan akan memprioritaskan dan berinvestasi di bidang bisnis yang diharapkan memberikan pemulihan yang solid dan pertumbuhan berkelanjutan.
Nissan ingin mencapai margin laba operasi 5 persen dan pangsa pasar global yang berkelanjutan sebesar 6 persen pada akhir tahun fiskal 2023, termasuk kontribusi proporsional dari 50 persen perusahaan patungan ekuitasnya di Cina.
"Rencana transformasi kami bertujuan memastikan pertumbuhan yang stabil, sebagai pengganti ekspansi penjualan yang berlebihan,” lanjut dia.
Uchida mengatakan perusahaan akan berkonsentrasi pada kompetensi inti dan meningkatkan kualitas bisnis, sambil mempertahankan disiplin keuangan dan fokus pada pendapatan bersih per unit untuk mencapai profitabilitas.
Sumber: republika