KEGANASAN virus COVID-19 yang tengah menjadi pandemi di seluruh dunia kini kian mengancam dan makin menakutkan. Wabah corona ini diketahui telah bermutasi 30 kali dengan dampak ebih mematikan.
Dilansir The Sun, para ilmuwan telah mengklaim bahwa virus pembunuh tersebut saat ini sudah berevolusi menjadi beberapa strain. Dan hasil mutasi itulah yang kini menginfeksi di wilayah Eropa.
Para peneliti dari Universitas Zhejiang, China, telah mengemukakan bahwa jenis yang paling mematikan adalah yang menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa.
Para analisis mengatakan temuan mereka adalah yang pertama untuk mengungkapkan bagaimana mutasi dapat mempengaruhi tingkat keparahan penyakit.
Dan deretan ilmuwan percaya virus dikenal sebagai Sars-CoV-2, terus bermutasi untuk mengatasi resistensi sistem kekebalan pada populasi yang berbeda.
Para peneliti membuat pernyataan mereka setelah menilai jenis virus dari 11 pasien virus corona di China.
Tim yang dipimpin oleh Profesor Li Lanjuan, menguji seberapa efektif virus dapat menginfeksi dan membunuh sel manusia di laboratorium.
Jumlah virus, dijuluki oleh para ahli sebagai viral load, dianalisis di semua sel setelah satu, dua, empat dan delapan jam, serta pada hari berikutnya dan 48 jam kemudian.
Mereka menemukan bahwa jenis virus yang paling agresif dibuat hingga 270 kali lipat dari jumlah jenis virus yang paling tidak mematikan.
Sumber: viva