Sejumlah petugas di Italia mengenakan masker pelindung mendorong peti mati berisi jasad korban virus corona baru, COVID-19. f: reuters/Flavio Lo Scalzo |
Kamar rumah sakit (RS) di kota itu sudah tidak cukup, yang akhirnya banyak korban virus tersebut meninggal di rumah.
Kondisi itu disampaikan Wali Kota Bergamo, Giorgio Gori. Selain kamar RS tidak cukup, sumber daya medis juga kurang.
BACA JUGA: Positif Covid-19 di Amrik 14.000 Orang Sehari!
Gori mengatakan sistem perawatan kesehatan telah sepenuhnya kewalahan oleh wabah COVID-19. "Semua orang bekerja dari pukul 08.00 pagi sampai kita pingsan kelelahan di malam hari," katanya.
"Terlalu banyak orang yang tiba di rumah sakit terlambat dan dalam kondisi serius, membutuhkan intubasi di unit perawatan intensif (ICU)," kata Gori, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (26/3/2020).
Gori menambahkan, di wilayah Bergamo saja lebih dari 300 orang meninggal minggu lalu.
"Banyak yang tidak bisa sampai di rumah sakit dan meninggal di rumah. Hampir semua dari mereka adalah orang tua dengan pneumonia dan kasus Covid-19 yang menyelinap di bawah radar," paparnya.
"Sulit…untuk mengintersepsi orang-orang seperti itu pada waktunya, dan tidak ada kamar untuk semua orang di rumah sakit," keluhnya.
Lombardy telah menjadi pusat penyebaran virus corona baru di Italia. Di negara itu, tercatat ada 74.386 kasus atau orang yang terinfeksi dengan 7.503 di antaranya telah meninggal dan 9.362 pasien telah disembuhkan.
Sumber: Sindonews