JAKARTA -- Pada Rakernas Kementerian Agama (Kemenag), Kamis (30/1/2020) malam, Kepala Kantor Wilayah (kakanwil) Kemenag Sumatera Barat, H. Hendri, dianugerahi penghargaan sebagai Kanwil Kemenag Terbaik ranking pertama tingkat nasional dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP).
Penyerahan penghargaan disampaikan langsung oleh Irjen Prof. DR. Thomas Panturi, di Hotel Redtop Jakarta Pusat.
Di samping itu, Kemenag Sumbar juga meraih Peringkat Pertama dari 34 pemakaian jaringan Provinsi VPN-IP se-Indonesia. Penyampaian Hasil Pemeringkatan Pengelolaan Jaringan VPN-IP Kantor Wilayah Provinsi Tahun 2019 dari Biro Humas, Data dan Informasi, Sumbar memiliki Bandwidth (20 Mbps) dengan Nilai Sangat Baik (SB).
Hendri ketika diwawancara mengungkapakn rasa bahagia, dan bersyukur atas penghargaan yang diberikan kepada Kanwil Kemenag Sumbar.
“Alhamdulillah, ini tentu buah dari kerja sama, kerja keras semua unsur terkait, saya berharap, semoga penghargaan yang diperoleh di awal tahun 2020 ini akan menjadi motivasi untuk selalu berbuat yang lebih baik untuk Kementeriaan Agama, dan umumnya tentu untuk Negara dan Bangsa, agar tidak merasa puas dengan capaian hari ini, walau sudah berada pada peringkat pertama secara Nasional,” tuturnya seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (1/2/2020).
Terkait lima program prioritas yang dicanang Kemenag dalam Rakernas Hendri menuturkan, Kemenag Sumbar siap mensukseskan lima program prioritas tahun ini. Kelima program tersebut antara lain pemberantasan korupsi, peningkatan kualitas haji dan pembenahan umrah, pembenahan pendidikan keagamaan, penguatan moderasi dan sertifikasi halal.
Sebelumnya acara Rakernas Kemenag dibuka dengan pemukulan gong oleh Menteri Agama Fachrul Razi didampingi Wamenag Zainut Tauhid dan Setjen Nur Kholish Setiawan di The Ball Room Emerald Redtop Hotel & Convention Lantai 3 Jakarta Pusat Rabu sore (29/1). Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 29-31 Januari 2020 dengan mengusung tema “Moderasi Beragama, Umat Rukun, Indonesia Maju”.
Fachrul Razi menyampaikan bahwa moderasi yang kita moderatkan bukanlah agamanya, namun adalah cara kita beragama, cara kita berkomunikasi dengan sesama umat beragama atau aliran kepercayaan, berkomunikasi dengan umat-umat agama yang berbeda disinilah letak kuncinya moderasi beragama. Pokoknya adalah menyatu perbedaan dalam kepentingan kebangsaan.
“Moderasi beragama bagaimana mengubah menset kita terhadap perbedaan-perbedaan yang ada dan saling toleransi terhadap perbedaan tersebut sehingga dengan demikian moderat itu dapat ditanamkan pada setiap umat beragama dan terhindar dari paham radikalisme juga konflik antar umat beragama,” tegas Fahcrul Razi.
Sumber: Humas Kemenag Sumbar